(Vibiznews – Index) Bursa Saham Asia berakhir mixed pada perdagangan hari Rabu (28/08) karena kekhawatiran perang dagang dan imbal hasil obligasi pemerintah anjlok kembali ke posisi rekor terendah yang meningkatkan kekhawatiran akan terjadinya resesi.
Dibursa China daratan, Indeks Shanghai Composite China berakhir turun 8,44 poin, atau 0,29 persen, menjadi 2.893,76, sehari setelah pemerintah mengumumkan beberapa langkah untuk meningkatkan konsumsi. Demikian Indeks Hang Seng Hong Kong berakhir turun 0,19 persen menjadi 25.615,48.
Perdagangan saham Jepang naik moderat, dengan saham defensif rebound karena berlakunya penurunan status perdagangan Korea Selatan berlaku. Indeks Nikkei naik 23,34 poin, atau 0,11 persen, menjadi 20.479,42. Saham Perusahaan telekomunikasi NTT naik 2,6 persen, operator seluler KDDI naik 2,5 persen dan NTT Docomo bertambah 1,9 persen.
Bursa saham Seoul menguat mengikuti perubahan bobot dalam indeks MSCI. Dimana indeks Kospi naik 16,49 poin, atau 0,86 persen, menjadi 1.941,09 sekalipun Jepang secara resmi umumkan menyingkirkan Korea Selatan dari daftar mitra dagang pilihan. Saham Hyundai Motor menguat 2 persen setelah perusahaan mencapai kesepakatan upah tentatif dengan serikat pekerja.
Pasar saham Australia berakhir sedikit lebih tinggi, dipimpin oleh kinerja saham pertambangan dan energi. Indeks ASX 200 naik 29,40 poin, atau 0,45 persen.
Saham-saham kelas berat pertambangan, BHP dan Rio Tinto masing-masing naik 1,4 persen dan 2,5 persen, sementara saham energi seperti Oil Search, Woodside Petroleum, dan Origin Energy naik 1-2 persen. Saham Penambang emas Penambangan dan Evolusi Newcrest melonjak sekitar 3 persen setelah harga emas naik mendekati penutupan tertinggi enam setengah tahun semalam.
Bursa saham Selandia Baru menguat karena Fisher & Paykel Healthcare Corp menaikkan pandangan pendapatannya untuk tahun fiskal berjalan. Sementara saham pembuat perangkat medis melonjak lebih dari 6 persen, Indeks acuan NZX-50 berakhir naik 113,01 poin, atau 1,07 persen, pada 10.626,17.
Jul Allens, Senior Analyst, Vibiz Research Center, Vibiz Consulting
