Trump Siap Lanjutkan Kenaikan Tarif Jika Kesepakatan Dengan China Gagal

809

(Vibiznews – Economy & Business) Ketegangan perang dagang AS-China tampaknya belum mereda. Menteri Perdagangan AS Wilbur Ross mengatakan Presiden AS Donald Trump siap untuk melanjutkan dengan tarif atas sisa $ 300 miliar dalam barang-barang Tiongkok tanpa adanya kesepakatan perdagangan.

Ross mengatakan penegakan hukum akan menjadi elemen paling penting dari setiap kesepakatan potensial antara dua ekonomi terbesar dunia.

“Kami pada akhirnya akan membuat kesepakatan, tetapi jika tidakm Presiden sangat senang dengan melanjutkan pergerakan tarif yang telah kami umumkan, serta memaksakan yang baru yang telah ia tangguhkan sementara,” kata Ross seperti yang dilansir CNBC.

Komentarnya secara langsung menggemakan pendapat Menteri Keuangan Steven Mnuchin pekan lalu, menunjukkan bahwa pemerintah tetap pada rencananya jika perundingan berantakan.

Trump secara tak terduga menuduh China mengingkari kesepakatan awal bulan lalu dan mengumumkan bahwa tarif barang-barang Tiongkok senilai $ 200 miliar akan meningkat menjadi 25% dari 10% pada 10 Mei. Beijing membalas, menaikkan pungutan atas produk-produk AS senilai $ 60 miliar. China mengatakan masalah perdagangan global dimulai oleh Amerika Serikat dan mengklaim Washington tidak dapat diandalkan selama pembicaraan.

Ross mengecilkan prospek kesepakatan yang dicapai pada pertemuan G-20 di Osaka pada 28-29 Juni, di mana Trump dan Presiden Cina Xi Jinping diharapkan hadir.

Ross mengatakan G-20 bukan tempat menegosiasikan perjanjian 2.500 halaman. Ross menambahkan bahwa mungkin ada kesepakatan di jalur ke depan. Menteri Perdagangan ini juga mengindikasikan bahwa Washington siap untuk menerapkan tarif impor mobil untuk menekan para pembuat mobil asing agar berproduksi di A.S.

Ross menekankan di pasar AS, mobil-mobil besar adalah yang paling laku di AS, dan itu adalah mobil dengan margin laba tertinggi. Ditambahkan bahwa presiden A.S. memberikan pemikiran yang sangat serius untuk menetapkan tarif semua impor secara otomatis, termasuk yang dari Uni Eropa.

Asido Situmorang, Senior Analyst, Vibiz Research Center, Vibiz Consulting

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here