(Vibiznews – Index) – Pada penutupan perdagangan bursa saham Asia hari Kamis (25/07), mayoritas burs utama cetak untung kecuali bursa saham Korea Selatan yang tertekan oleh berita penembakan rudal Korea Utara ke Laut Jepang. Saham Asia naik karena survei aktivitas manufaktur yang mengecewakan dari Eropa dan Amerika Serikat membantu memperkuat harapan pergeseran menuju kebijakan moneter yang lebih mudah oleh bank sentral utama, termasuk Bank Sentral Eropa dan Federal Reserve.
Namun keuntungan bursa Asia ini dibatasi oleh ketegangan yang meningkat antara Tokyo dan Seoul dan berita bahwa Korea Utara menembakkan dua rudal jarak pendek dari pantai timurnya ke laut.
Perdagangan saham China untung dengan harga saham naik karena investor bersiap untuk negosiasi perdagangan tingkat tinggi pertama, tatap muka antara AS dan negosiator Tiongkok minggu depan. Indeks Shanghai Composite naik 14,08 poin atau 0,48 persen menjadi 2.937,36 sementara indeks Hang Seng Hong Kong naik 0,25 persen menjadi 28.594,30.
Bursa saham Jepang menguat setelah Wall Street cetak rekor tertinggi semalam didukung laporan laba yang menggembirakan dan ekspektasi kebijakan moneter yang longgar. Indeks Nikkei mengakhiri sesi naik 46,98 poin atau 0,22 persen pada 21.756,55 di support oleh lonjakan saham teknologi seperti saham Advantest Corp melompat sebanyak 20,2 persen setelah melaporkan penjualan untuk kuartal yang berakhir Juni yang tidak selemah yang diharapkan.
Dikawasan pasifik kedua bursa seperti bursa Australia dan New Zealand menguat karena ekspektasi akan kebijakan moneter yang lebih longgar oleh bank sentral utama. Indeks ASX 200 naik 41,30 poin atau 0,61 persen menjadi 6.818 ditopang oleh performance saham empat bank besar .
Di bursa saham Selandia Baru, harga saham naik karena Westpac memperkirakan bahwa bank sentral negara itu akan menurunkan suku bunga dua kali tahun ini. Indeks acuan NZX 50 naik 85,74 poin atau 0,79 persen menjadi 10.898,28, yang disupport oleh lonjakan saham-saham eksportir hingga naik 2,7 persen.
Pergerakan arah sebaliknya terjadi di bursa saham Seoul karena laporan pendapatan perusahaan suram dan meningkatnya ketegangan perdagangan dengan Jepang membayangi data yang menunjukkan bahwa ekonomi Korea Selatan turun kembali pada pertumbuhan kuartal kedua. Selain itu, Korea Utara menembakkan dua rudal jarak pendek ke laut, meningkatkan ketegangan di Semenanjung Korea. Akibatnya indeks Kospi berakhir turun 7,82 poin atau 0,38 persen pada 2,074,48.
Produk domestik bruto Korea Selatan dilaporkan naik 1,1 persen yang disesuaikan secara musiman pada kuartal kedua 2019, Bank of Korea mengatakan dalam perkiraan sebelumnya. Itu mengikuti kontraksi 0,4 persen dalam tiga bulan sebelumnya.
Jul Allens/ Senior Analyst Vibiz Research Center-Vibiz Consulting Editor: Asido Situmorang