(Vibiznews – Forex) – Diakhir perdagangan forex sesi Amerika hari Kamis (01/08), dolar AS mencapai posisi tertinggi dua tahun setelah Federal Reserve menurunkan suku bunganya sebesar 25 bps. Sentimen positif pasar datang setelah Ketua Fed Jerome Powell mengatakan pemotongan suku bunga kali ini bukan awal dari siklus pemotongan suku bunga yang panjang.
Indeks dolar yang menunjukkan kekuatan dolar AS terhadap banyak rival utamanya, menguat 0,42 persen dari perdagangan sebelumnya ke posisi 98.63 yang merupakan level tertinggi sejak Mei 2017 ketika indeks dolar saat itu mencapai 98,89.
The Fed umumkan pihaknya memutuskan untuk menurunkan kisaran target untuk tingkat dana federal menjadi 2 hingga 2-1/4 persen, turun 25 basis poin dari kisaran sebelumnya 2-1/4 menjadi 2-1/2 persen. Ini menandai penurunan suku bunga pertama oleh The Fed sejak Desember 2008.
The Fed memutuskan untuk menurunkan suku bunganya meskipun penilaian ekonomi sebagian besar tidak berubah, mencatat bahwa data yang diterima sejak pertemuan terakhir menunjukkan pasar tenaga kerja tetap kuat dan aktivitas ekonomi telah meningkat pada tingkat yang moderat.
Sebelumnya banyak mengharapkan Fed untuk membiarkan pintu terbuka untuk pemotongan lebih lanjut atau bahkan pemotongan 50 basis poin setelah pertemuan ini, sehingga dapat membuat posisi dolar AS anjlok parah
Terhadap euro, dolar menguat 0,4%, bertahan pada $1,1110 yang merupakan level terkuat sejak Mei 2017. Yen berdiri di posisi terendah tiga minggu terhadap dolar setelah Bank of Japan menahan diri dari memperluas stimulus. Namun poundsterling berhasil menguat dari posisi buruk perdagangan sebelumnya yang telah jatuh ke posisi terendah 28 bulan, ditutup naik 0,06% ke posisi 1.2158.
Secara teknikal , untuk perdagangan selanjutnya menurut analyst Vibiz Research Center indeks dolar diperkirakan bergerak turun oleh profit taking ke posisi support 97.97 – 97.25. Dan jika terjadi pergerakan sebaliknya akan mendaki terus ke posisi resisten 98.75 – 99.25.
Jul Allens/ Senior Analyst Vibiz Research Center-Vibiz Consulting Group Editor: Asido Situmorang



