(Vibiznews – Forex) – Diawal perdagangan forex sesi Eropa hari Jumat (02/08), dolar AS masih terpukul dan bergerak bearish melanjutkan pukulan perdagangan sebelumnya setelah sempat di puncak rekor tinggi 2 tahun. Jelang rilis data NFP dan juga unemployment rate pada sesi Amerika, posisi dolar secara indeks dan juga terhadap rival utamanya tertekan sentimen panasnya perang dagang AS-China dan rilis data NFP.
Indeks dolar yang menunjukkan kekuatan dolar AS terhadap mata uang utama lainnya sedang melemah 0,09 persen dari penutupan sebelumnya ke posisi 98.28 setelah dibuka pada posisi 98.38 dan sempat naik ke posisi 98.45 dan terendah di 98.15.
Indeks dolar sekarang terlihat berhati-hati di sekitar 98,50 setelah menguji batas-batas kekuatan 99,00 pasca pertemuan FOMC. Indeks berada di bawah tekanan jual yang kuat setelah Presiden Trump tiba-tiba mengumumkan tarif 10% untuk produk-produk Cina senilai $300 miliar.
Pengumuman itu menangkap sentimen pasar, terutama setelah komentar sebelumnya menyoroti bahwa pembicaraan di Shanghai awal pekan ini telah konstruktif. Berita itu membuat investor banyak membeli obligasi AS, sehingga memaksa imbal hasil referensi 10-tahun AS jatuh ke level 1,90% untuk pertama kalinya sejak November 2016.
Tekanan dolar AS sebelumnya datang dari merespon negatif data ISM Manufacturing yang turun ke 51,2 bulan Juli, ekspektasi yang mengecewakan. Dan untuk pergerakan selanjutnya posisi dolar AS dibayangi rilis data NFP AS bulan Juli yang diperkirakan lebih rendah dari periode sebelumnya. Kemudian terdapat rilis data tingkat pengangguran diperkirakan akan tetap berada di 3,7%.
Secara teknikal , untuk perdagangan selanjutnya menurut analyst Vibiz Research Center indeks dolar diperkirakan turun ke posisi support di 98.06 – 97.65. Dan jika terjadi pergerakan sebaliknya akan mendaki ke posisi resisten 98.70 – 99.75.
Jul Allens/ Senior Analyst Vibiz Research Center-Vibiz Consulting Group Editor: Asido Situmorang