Hanya Bursa Jepang, China dan Indonesia Yang Untung di Bursa Asia Akhir Pekan

1908

(Vibiznews – Index) – Perdagangan bursa saham Asia-Pasifik akhir pekan hari Jumat (16/08)  ditutup  dengan keuntungan yang mixed  karena imbal hasil Treasury AS turun lebih lanjut dan investor mencerna pesan yang saling bertentangan tentang perang perdagangan China-AS.

Presiden AS Donald Trump mengatakan bahwa  Amerika sedang melakukan diskusi yang sangat baik dengan China dan perselisihan perdagangan akan cukup singkat. Namun di sisi lain, Beijing berjanji untuk melawan tarif terbaru atas barang-barang China senilai $300 miliar, tetapi meminta Amerika Serikat untuk memenuhi setengah dari kesepakatan perdagangan potensial.

Di bursa saham China, indeks Shanghai Composite naik 0,29 persen menjadi 2.823,82, dibantu oleh keuntungan bagi perusahaan konsumen setelah perencana negara China mengatakan akan meluncurkan rencana untuk meningkatkan pendapatan sekali pakai tahun ini dan pada tahun 2020. Demikian juga indeks Hang Seng Hong Kong menguat 0,94 persen menjadi berakhir pada 25.734,22 .

Perdagangan saham Jepang berakhir rebound tipis  dalam perdagangan hati-hati, indeks  Nikkei menguat 0,06% ke posisi 20.418,81, indeks telah turun lebih dari 1 persen selama seminggu. Kekuatan indeks hari ini ditopang oleh lonjakan saham pembuat chip seperti saham  Tokyo Electron naik 2 persen dan Screen Holdings melonjak sebanyak 4,2 persen.

Bursa saham Seoul bergerak lebih rendah di tengah kekhawatiran pertumbuhan global setelah imbal hasil obligasi AS menurun, indeks Kospi ditutup  turun 11,20 poin atau 0,58 persen pada 1.927,17.

Kerugian juga terjadi pada perdagangan saham kawasan pasifik baik di bursa saham Australia dan juga New Zealand. Pasar saham Australia berfluktuasi sebelum ditutup melemah 0,04% ke posisi 6406.

Saham unggulan tambang seperti saham BHP dan Rio Tinto masing-masing turun 0,6 persen dan 1 persen. Demikian juga saham Telstra turun 2,6 persen setelah raksasa telekomunikasi itu menjual 49 persen sahamnya dalam kepercayaan properti yang baru didirikan kepada sebuah konsorsium yang dipimpin oleh Charter Hall seharga $ 700 juta.

Di Selandia Baru harga saham jatuh untuk sesi keenam beruntun, terseret oleh anjloknya saham utilitas. Indeks acuan  NZX-50 turun 48,75 poin atau 0,46 persen menjadi 10.655,36.  Sedikit dipengaruhi rilis data  survei terbaru dari Business NZ mengungkapkan bahwa sektor manufaktur negara itu bergerak ke wilayah kontraksi pada Juli dengan skor PMI manufaktur 48,2, yang turun tajam dari 51,1 pada Juni.

Indeks Komposit KLSE Malaysia turun 0,1 persen yang mengabaikan rilis  data bank sentral  menunjukkan bahwa PDB negara itu tumbuh 4,9 persen tahun-ke-tahun pada kuartal kedua, lebih cepat dari ekspansi 4,5 persen yang terlihat pada kuartal pertama.

Demikian juga dengan Indeks Straits Times Singapura anjlok 0,4 persen setelah rilis data ekspor yang lemah untuk bulan Juli. Namun pergerakan kuat terjadi pada perdagangan bursa saham Jakarta dengan penguatan 0,47% ke posisi 6286.

 

Jul Allens/ Senior Analyst Vibiz Research Center-Vibiz Consulting  
Editor: Asido Situmorang 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here