Bursa Australia dan New Zealand Paling Lemah Diantara Bursa Asia 21 Agustus

811

(Vibiznews – Index) – Perdagangan bursa saham Asia-Pasifik hari Rabu (21/08) berakhir bervariasi karena kekhawatiran perang dagang muncul kembali dan investor menunggu isyarat dari pidato Ketua Fed Jerome Powell di simposium Jackson Hole pada hari Jumat dan KTT Kelompok Tujuh (G7), yang akan diadakan di Perancis barat daya pada 24-26 Agustus.

Kekhawatiran tentang kekacauan politik Italia dan keluarnya Inggris yang penuh gejolak dari Uni Eropa juga membuat investor berhati-hati.

Bursa Saham China berakhir dengan flat karena Presiden AS Donald Trump menguatkan retorika perdagangannya. Trump mengatakan pada hari Selasa bahwa ia harus berhadapan dengan China atas perdagangan bahkan jika itu menyebabkan kerugian jangka pendek bagi ekonomi AS karena Beijing telah menipu Washington selama beberapa dekade. Indeks Shanghai Composite berakhir sedikit lebih tinggi pada 2.880,33 sementara indeks Hang Seng Hong Kong naik 0,15 persen menjadi 26.270,04.

Bursa saham Jepang sedikit melemah karena ketegangan perdagangan muncul kembali dan ketidakpastian politik di Italia dan Inggris menambah kekhawatiran atas keadaan ekonomi global. Indeks Nikkei berakhir turun 58,65 poin, atau 0,28 persen, pada 20.618,57.

Saham kelas berat SoftBank Group turun 2,9 persen setelah laporan bahwa ia berencana untuk meminjamkan karyawan hingga $ 20 miliar untuk berinvestasi dalam Dana Visi 2.

Saham Seven & i Holdings turun 1,6 persen dan FamilyMart UNY Holdings turun 1,8 persen setelah data industri menunjukkan penjualan di toko-toko di Jepang turun 0,6 persen tahun ke tahun di bulan Juli.

Perdagangan saham Seoul ditutup sedikit lebih tinggi oleh sentimen penantian investor akan pertemuan Fed Jackson Hole mendatang, di mana Ketua Fed Jerome Powell dapat memberikan sedikit pemikirannya tentang arah masa depan kebijakan moneter A.S. Benchmark Kospi naik tipis 4,40 poin, atau 0,22 persen, menjadi 1.964,65.

Kerugian paling banyak terpantau terjadi di kawasan pasifik dengan pasar saham Australia jatuh, terseret oleh saham penambang dan pengecer karena kekhawatiran baru tentang prospek ekonomi global. Indeks acuan ASX 200 turun 61,70 poin, atau 0,94 persen, menjadi 6.483,30 dengan saham penambang kelas berat seperti BHP dan Rio Tinto turun 2-3 persen karena harga bijih besi di China merosot ke level terendah dalam 10 minggu.

Demikian Bursa Saham Selandia Baru turun tajam setelah mencetak kemenangan dua hari berturut. Indeks acuan NZX 50 mencapai serendah 10.604,41 sebelum mengembalikan sebagian kerugiannya untuk mengakhiri sesi turun 94,52 poin, atau 0,87 persen, pada 10.709,32. Ditekan oleh anjloknya saham a2 Milk Co hingga turun 12,1 persen setelah melaporkan laba tahunan lebih rendah dari yang diperkirakan.

Jul Allens/ Senior Analyst Vibiz Research Center-Vibiz Consulting  
Editor: Asido Situmorang 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here