(Vibiznews – Forex) – Diawal perdagangan forex sesi Eropa hari Kamis (22/08), dolar AS bergerak retreat dari pergerakan positif perdagangan sebelumnya setelah sempat rebound di sesi Asia. Anjloknya kembali imbal hasil obligasi AS membuat kekuatan dolar AS secara indeks dan juga terhadap rival utamanya melemah.
Indeks dolar yang menunjukkan kekuatan dolar AS terhadap mata uang utama lainnya sedang melemah 0,16 persen dari penutupan sebelumnya ke posisi 98.16 setelah dibuka pada posisi 98.31 dan sempat mendaki ke posisi tinggi pada 97.33. Terhadap rival utamanya, dolar AS menguat hanya terhadap kurs aussie yang dipicu oleh anjloknya mata uang Yuan China terhadap dolar.
Terhadap kurs kawasan Eropa, dolar AS melemah terhadap euro di posisi 1.1103 atau turun 0,18 persen setelah sempat kuat di 1.1075. Demikian terhadap kurs poundsterling, dolar AS melemah 0,17 persen ke posisi 1.2146.
Imbal hasil obligasi untuk tenor 10 tahun kembali retreat dengan turun 0,01 persen ke posisi 1,57% setelah perdagangan semalam sempat menguat ke posisi 1,59%. Turunnya kembali imbal hasil obligasi menunjukkan pesimisme akan pertumbuhan ekonomi AS.
Kekuatan dolar AS sebelumnya mendapat dukungan ekstra setelah risalah FOMC mencatat bahwa mayoritas Komite menyukai tingkat suku bunga stabil atau kenaikan kecil pada pertemuan terakhir. Selain itu, anggota terus melihat ekonomi tumbuh pada kecepatan yang kuat meskipun ketidakpastian di sekitar prospek tetap meningkat, sementara pasar tenaga kerja diperkirakan akan tetap kuat.
Sentimen penggerak dolar AS selanjutnya akan mencermati rilis data flash PMI untuk kinerja manufaktur dan service. Dan secara teknikal untuk perdagangan selanjutnya menurut analyst Vibiz Research Center indeks dolar diperkirakan turun terus ke posisi support di 98.00 – 97.85. Dan jika terjadi pergerakan sebaliknya akan mendaki ke posisi resisten 98.40 – 99.25.
Jul Allens/ Senior Analyst Vibiz Research Center-Vibiz Consulting Group Editor: Asido Situmorang