(Vibiznews – Index) Bursa Saham Asia berakhir mixed pada hari Senin (30/09) merespon data pertumbuhan manufaktur China pada bulan September berada di atas ekspektasi.
Saham China Daratan tergelincir, dengan indeks Shanghai turun 0,92% menjadi sekitar 2.905,19 dan indeks Shenzhen juga tergelincir 1,058% menjadi sekitar 1.595,21.
Indeks Hang Seng Hong Kong naik 0,53% pada 26092.27, dengan saham Hong Kong Exchanges and Clearing naik 1,06%.
Anheuser-Busch InBev’s Budweiser APAC melonjak lebih dari 3% dalam perdagangan sore pada debut publiknya di Hong Kong pada hari Senin, dengan latar belakang protes yang telah berlangsung berbulan-bulan di kota. IPO ini adalah yang terbesar kedua di tahun 2019, dengan harga saham minggu lalu di level terendah dari kisaran yang diharapkan.
Di Jepang, indeks Nikkei 225 tergelincir 0,56% menjadi ditutup pada 21.755,84 karena saham Softbank Group anjlok 2,62%. Topix juga turun 1,03% untuk menyelesaikan hari perdagangannya di 1.587,80.
Indeks Kospi Korea Selatan naik 0,64% menjadi ditutup pada 2.063,05.
Indeks ASX 200 Australia turun 0,41% untuk mengakhiri hari perdagangannya di 6.688,30.
Gedung Putih sedang mempertimbangkan pembatasan investasi AS di China, menurut sumber CNBC. Itu termasuk kemungkinan memblokir semua investasi Amerika di perusahaan-perusahaan China, kata sumber itu.
Negosiator perdagangan utama Beijing, Liu He, diperkirakan akan memimpin delegasi negaranya ke Amerika Serikat satu minggu setelah Libur Nasional China.
Aktivitas manufaktur China untuk September datang di atas ekspektasi, menurut data yang dirilis pada hari Senin.
Sebuah survei swasta menunjukkan aktivitas manufaktur China berkembang lebih dari yang diperkirakan pada bulan September. Indeks Pembelian Manajer (CPI) manufaktur Caixin / Markit berada di 51,4 untuk September, di atas ekspektasi 50,2 oleh para analis dalam jajak pendapat Reuters. Pembacaan PMI datang di 50,4 pada bulan Agustus. Level 50 memisahkan ekspansi dari kontraksi dalam pembacaan PMI.
PMI manufaktur China resmi untuk September juga di atas ekspektasi, tetapi masih menunjukkan kontraksi di 49,8 pada September, lebih tinggi dari ekspektasi 49,5 oleh analis dalam jajak pendapat Reuters. Itu dibandingkan dengan pembacaan PMI resmi 49,5 pada bulan Agustus.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan untuk perdagangan selanjutnya bursa Asia akan mencermati pergerakan bursa Wall Street malam ini, yang jika terealisir lemah akan mempengaruhi bursa Asia.
Asido Situmorang, Senior Analyst, Vibiz Research Center, Vibiz Consulting



