Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2019: 5,02%; Dipengaruhi Faktor Perang Dagang

1061

(Vibiznews – Economy) – BPS pada hari ini (5/2) merilis pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2019 sebesar 5,02 persen. Dari sisi produksi, pertumbuhan tertinggi dicapai Lapangan Usaha Jasa Lainnya sebesar 10,55 persen. Dari sisi pengeluaran, pertumbuhan tertinggi dicapai oleh Komponen Pengeluaran Konsumsi Lembaga Nonprofit yang melayani Rumah Tangga (PK-LNPRT) sebesar 10,62 persen.  , lebih rendah dibanding capaian tahun 2018 sebesar 5,17 persen.

Perekonomian Indonesia tahun 2019 yang diukur berdasarkan Produk Domestik Bruto (PDB) atas dasar harga berlaku mencapai Rp15 833,9 triliun dan PDB Perkapita mencapai Rp59,1 Juta atau US$4 174,9.

“Ekonomi Indonesia tahun 2019 tumbuh 5,02 persen, lebih rendah dibanding capaian tahun 2018 sebesar 5,17 persen,” penjelasan Kepala BPS Suhariyanto kepada media, Rabu (5/2).

Sumber: BPS, Feb. 2020

Suhariyanto mengatakan bahwa melambatnya pertumbuhan ekonomi Indonesia akibat faktor eksternal, yaitu perang dagang AS-China. Perang dagang membuat perekonomian dunia melambat, termasuk Indonesia.

Ditambahkan, bahwa ekonomi Indonesia triwulan IV-2019 dibanding triwulan IV-2018 tumbuh 4,97 persen (y-on-y). Dari sisi produksi, pertumbuhan didorong oleh semua lapangan usaha, dengan pertumbuhan tertinggi dicapai Lapangan Usaha Jasa Lainnya sebesar 10,78 persen. Dari sisi pengeluaran, pertumbuhan tertinggi dicapai oleh Komponen Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga (PK-RT) sebesar 4,97 persen.

Ekonomi Indonesia triwulan IV-2019 dibanding triwulan III-2019 mengalami kontraksi sebesar 1,74 persen (q-to-q). Dari sisi produksi, hal ini disebabkan oleh efek musiman pada Lapangan Usaha Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan yang mengalami penurunan 20,52 persen. Dari sisi pengeluaran, disebabkan oleh komponen Ekspor Barang dan Jasa yang mengalami kontraksi sebesar 2,55 persen.

Struktur ekonomi Indonesia secara spasial tahun 2019 didominasi oleh kelompok provinsi di Pulau Jawa dan Pulau Sumatera. Pulau Jawa memberikan kontribusi terbesar terhadap Produk Domestik Bruto, yakni sebesar 59,00 persen, diikuti oleh Pulau Sumatera sebesar 21,32 persen, dan Pulau Kalimantan 8,05 persen.

Analis Vibiz Research Center melihat stabilnya pertumbuhan ekonomi Indonesia, di sekitar 5 persen, dalam periode 5 tahun terakhir sebagai yang pantas diapresiasi, di tengah ekonomi global yang dipenuhi dengan ketidakstabilan dan bahkan semakin tidak pasti. Di antara kelompok negara dengan PDB terbesar di dunia, G20, Indonesia tetap merupakan ekonomi tertinggi kedua pertumbuhannya. Sementara negara-negara besar ekonomi lainnya banyak yang sedang anjlok pertumbuhannya dan nyaris resesi. Terakhir, China sudah pasti akan tergerus pertumbuhannya oleh wabah virus corona. Bukan tidak mungkin nantinya malah pertumbuhan ekonomi Indonesia yang menyalip pertumbuhan di China.

Alfred Pakasi/VBN/MP Vibiz Consulting Group

Editor: Asido

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here