(Vibiznews – Index) Pasar Saham Eropa bergerak lemah pada hari Selasa (17/03) seiring tindakan lockdown di beberapa negara menghadapi pandemi coronavirus yang memicu kekhawatiran terjadinya resesi.
Indeks Stoxx 600 tergelincir lebih 1%, setelah sempat naik 3% di bel pembukaan. Saham perjalanan dan liburan anjlok lagi 10% karena upaya lockdown memukul sektor ini.
Indeks FTSE turun 1,34%. Indeks DAX melemah 1,28%. Sedangkan indeks CAC turun 1,11%.
Penguncian Eropa atas virus korona terus mendominasi berita utama, bersama dengan antisipasi stimulus fiskal dari pemerintah di seluruh dunia setelah serangkaian bank sentral meluncurkan langkah-langkah kebijakan moneter darurat dalam dua minggu terakhir.
Italia dan Spanyol tetap menjadi negara yang paling terpukul tetapi Perancis dan Jerman juga melaporkan kenaikan tajam dalam beberapa kasus. Presiden Perancis Emmanuel Macron mengumumkan bahwa Uni Eropa akan menutup perbatasan luarnya pada hari Selasa.
Macron juga mengatakan dia memerintahkan orang-orang di Perancis untuk tinggal di rumah hingga 15 hari karena wabah Coronavirus.
Di Inggris, pemerintah berhenti menutup sekolah, dengan Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengatakan kepada negara itu pada hari Senin untuk menghindari kontak sosial.
Volkswagen mengumumkan Selasa bahwa mereka akan menangguhkan produksi mulai Jumat, memperingatkan di samping hasil setahun penuh bahwa 2020 akan menjadi tahun yang sulit. Saham produsen mobil Jerman ini melayang di sekitar garis datar di awal perdagangan.
Saham Iliad melonjak 18% setelah hasil setahun penuh perusahaan telekomunikasi Perancis, sementara penyedia kantor Inggris IWG naik 17,7% di tengah minggu yang bergejolak.
Grup outsourcing bisnis Inggris Capita melihat sahamnya melonjak 16%.
Perusahaan pipa multinasional Inggris Ferguson anjlok 21% setelah melaporkan penurunan laba semester pertama, sementara operator perjalanan Tui terus memimpin kerugian sektornya dengan penurunan 13%.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan bursa Eropa berpotensi melemah seiring terjadinya lockdown di beberapa negara eropa menghadapi pandemi covid-19 ini. Namun peluang naik bisa muncul jika aksi bargain hunting terjadi dan pergerakan bursa Wall Street juga rebound setelah mengalami penurunan tajam semalam.
Asido Situmorang, Senior Analyst, Vibiz Research Center, Vibiz Consulting



