Indonesia Raih Dana Cepat $4,3 Miliar, Termasuk Obligasi 50 Tahun Pertama untuk Asia

1040

(Vibiznews – Bonds & Economy) – Pemerintah Indonesia telah berhasil meraih dana sebesar $4,3 miliar (sekitar Rp68,8 triliun), termasuk dari lelang obligasi dolar dengan tenor terpanjang yang pernah dikeluarkan dari negara-negara di kawasan Asia, untuk membantu pemerintah dalam mengatasi wabah virus corona, demikian menurut term sheet yang di-review oleh Reuters.

Dilansir dari Reuters, Selasa (7/4), kesepakatan penjualan tersebut diselesaikan di Amerika Serikat pada hari Senin dan laku dijual dalam jatuh tempo 10,5 tahun dan 30,5 tahun, masing-masing senilai $1,65 miliar, sedangkan tenor 50 tahun laku senilai $1 miliar.

Menurut Reuters ini merupakan lelang obligasi terbesar yang pernah terbit di Indonesia. Disebutkan Indonesia akan menggunakan sebagian dana ini untuk “mendanai upaya mengatasi COVID-19 dan pemulihannya”.

Keputusan untuk menjual obligasi 50-tahun oleh pemerintah muncul setelah dalam percakapan awal dengan para calon investor disebutkan ada appetite untuk tenor panjang seperti itu, menurut sumber yang mengetahui masalah tersebut.

Kelompok perusahaan asuransi jiwa Asia, terutama yang berbasis di Taiwan dan juga para fund manager dari AS adalah investor terbesarnya, kata sumber tersebut.

“Suasana di pasar mulai terasa lebih baik, investor mulai berpikir kita bisa bergerak menuju akhir dari terowongan,” kata seorang bankir yang mengerjakan deal tersebut.

Kesepakatan ini telah dilakukan secara virtual, dimana para bankir yang mengerjakan transaksi tidak dapat melakukan perjalanan ke Jakarta sebagaimana biasanya.

Bankir yang bekerja dalam kesepakatan itu mengatakan larangan perjalanan internasional untuk mengendalikan pandemi coronavirus ini membuat transaksi berjalan lebih efisien dalam negosiasinya.

Namun, untuk sindikasi bank dalam menjual deal ini kepada investor, agak lebih sulit karena trading room di bank-bank besar telah dibatasi.

Sebelumnya, pemerintah sempat menyatakan akan meningkatkan jumlah lelang surat utang pemerintah menjadi Rp 549,6 triliun ($33,55 miliar) untuk menambal defisit anggaran yang tahun ini melebar. Selain itu, pemerintah juga disebutkan akan menerbitkan obligasi pemerintah khusus untuk penanganan virus corona (covid-19) yang disebut Pandemic Bond sebesar Rp 449,9 triliun.

Pandemic Bond ini juga akan digunakan untuk menutup pelebaran defisit anggaran dalam APBN 2020 yang diperkirakan hingga Rp 853 triliun atau 5,07 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB).

Citigroup, Deutsche Bank, Goldman Sachs, HSBC dan Standard Chartered menjadi joint book runners untuk deal tersebut, demikian dilansir dari Reuters (7/4).

Analis Vibiz Research Center melihat ini suatu keberhasilan gerak cepat pemerintah untuk dalam waktu singkat dapat mengantongi dana dari pasar internasional lewat penjualan SBN yang disebut juga sebagai Pandemic Bond ini. Di sisi lain, proses transaksi –yang serba virtual ini- dapat berlangsung cepat karena Indonesia tetap dipandang terpercaya dan layak investasi di pasar uang internasional. Semoga ini semakin memperkuat kapabilitas Pemerintah Indonesia dalam mengatasi dampak negatif wabah virus corona, dan pemulihan sesudahnya.

Alfred Pakasi/VBN/MP Vibiz Consulting

Editor: Asido

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here