(Vibiznews – Economy & Business) PDB kuartal pertama China mengalami kontraksi -6,8% pada tahun 2020 akibat pukulan besar dari wabah coronavirus, demikian data dari Biro Statistik Nasional Cina pada Jumat (17/04).
Kontraksi pada kuartal pertama adalah penurunan pertama sejak setidaknya 1992, ketika catatan resmi PDB triwulanan dimulai, menurut Reuters. Angka-angka pemerintah China sering diragukan oleh para analis.
Analis yang disurvei oleh Reuters memperkirakan PDB China akan menyusut 6,5% pada kuartal Januari hingga Maret, dibandingkan dengan tahun lalu. Perkiraan dari 57 analis yang disurvei berkisar dari 28,9% kontraksi hingga ekspansi 4%. Ekonomi Tiongkok tumbuh 6% pada kuartal terakhir tahun 2019.
Berikut adalah beberapa data ekonomi penting China lainnya yang dirilis Jumat, berdasarkan tahun-ke-tahun:
Produksi industri merosot -8,4% pada kuartal pertama, dan menandai penurunan -1,1% pada bulan Maret.
Investasi aset tetap turun -16,1% pada kuartal pertama.
Penjualan ritel turun -19% di kuartal pertama. Penjualan barang-barang konsumsi turun -15,8% pada bulan Maret, sementara penjualan barang fisik online naik 5,9%.
Tingkat pengangguran perkotaan pada bulan Maret adalah 5,9%, menurut survei pemerintah. Itu turun dari rekor tertinggi 6,2% pada bulan Februari, data dari biro statistik menunjukkan.
Pekerjaan adalah prioritas nasional dan stabil secara keseluruhan, tetapi tekanan pada pekerjaan masih cukup besar karena pesanan dibatalkan, juru bicara Biro Statistik Nasional mengatakan menurut terjemahan CNBC.
China menghadapi tekanan luar biasa di tengah meningkatnya ketidakpastian dan ketidakstabilan dari wabah koronavirus, juga menghadapi kesulitan dan tantangan baru dalam melanjutkan kembali pekerjaan dan produksi.
Namun, aktivitas bisnis masih belum kembali normal, terutama di industri jasa, dan penyebaran virus di luar negeri telah menyebabkan penurunan permintaan untuk ekspor China.
Bagan: Penjualan ritel bulanan Tiongkok, IP 200417
Sejak virus corona mulai menyebar di seluruh dunia pada pertengahan Maret, permintaan dari seluruh dunia untuk barang-barang China telah menurun. Diperkirakan produksi dan ekspor industri China memburuk pada bulan April atau Mei.
Data terbaru datang setelah ekspor turun tajam pada Januari dan Februari dibandingkan tahun lalu, dan aktivitas manufaktur anjlok.
Jajak pendapat Reuters terpisah menunjukkan pertumbuhan PDB Tiongkok diperkirakan melambat tajam menjadi 2,5% pada 2020 dari 6,1% pada 2019.
Penyakit coronavirus atau Covid-19, muncul pada akhir Desember di kota Wuhan di Cina dan telah membunuh ribuan orang di negara itu. Penyakit ini telah berubah menjadi pandemi global dalam beberapa pekan terakhir, menewaskan lebih dari 144.000 orang.
Asido Situmorang, Senior Analyst, Vibiz Research Center, Vibiz Consulting