Yield Obligasi Pemerintah Jumat Turun, Investor Cari Aman Mengejar Lagi Obligasi RI

794
MNC Kapital Terbitkan Obligasi Senilai Rp 390 Miliar
Vibizmedia Picture

(Vibiznews – Bonds) – Imbal hasil (yield) obligasi rupiah Pemerintah Indonesia jangka panjang 10 tahun terpantau turun 6 bps, pada perdagangan Jumat sore ini (15/5) menjadi 7,928%. Pergerakan ini menunjukkan harga obligasi Pemerintah cenderung menguat di minggu ini, di tengah pasar yang khawatir risiko resesi ekonomi sehingga lebih mencari asset berpendapatan tetap atau safe haven.

Pernyataan Chairman the Fed Jerome Powell yang memperingatkan krisis virus corona ini dapat mengakibatkan periode pertumbuhan produktivitas yang rendah dan pendapatan yang stagnan telah menggerus sentiment pasar terhadap risk asset.

Analis Vibiz Research Center melihat untuk IHSG hari Jumat di akhir sesi ini, terpantau melemah tipis 0,14% atau -6,227 poin ke level 4.507,607, sedangkan bursa saham kawasan Asia umumnya bergerak terbatas dengan data produksi industri China yang dirilis melebihi ekspektasi. Sedangkan, rupiah sore ini menguat 0,17% atau 25 poin ke level Rp 14.860.

Menurut data Investing.com per petang ini, tingkat yield obligasi pemerintah tenor 10 tahun: 7,928%; tenor 5 tahun turun ke 7,243%; dan tenor 3 tahun turun ke 6,823%. Menunjukkan harga SBN agak menguat sepanjang minggu dibandingkan minggu lalu yang cenderung tertekan.

Sebagaimana diketahui, yield menjadi acuan keuntungan investor di pasar surat utang dibanding harga karena itu sudah mencerminkan kupon, tenor, dan risiko dalam satu angka. Kenaikan yield menunjukkan turunnya harga obligasi pemerintah karena gerak antara yield dan harga obligasi berlawanan. Harga obligasi yang turun mencerminkan risiko tinggi, maka yield akan naik. Sebaliknya, yield turun mencerminkan harga obligasi yang naik.

Alfred Pakasi/VBN/MP Vibiz Consulting

Editor: Asido

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here