(Vibiznews – Economy & Business) Penjualan ritel Inggris rebound 12 persen pada Mei karena beberapa toko dibuka kembali, setelah merosot terendah 18 persen pada April setelah negara itu memasuki penguncian coronavirus, data resmi Kantor Statistik Nasional (ONS) Inggris menunjukkan Jumat (19/06).
ONS menyatakan volume penjualan ritel sebagian rebound pada Mei, tetapi penjualan masih turun 13,1 persen pada Februari sebelum dampak coronavirus. Toko non-makanan memberikan kontribusi positif terbesar untuk pertumbuhan bulanan di bulan Mei, dipimpin oleh lonjakan 42 persen dalam penjualan di toko-toko barang rumah tangga.
Inggris dikunci pada 23 Maret, tetapi minggu ini pemerintah mengizinkan toko-toko yang tidak penting, seperti toko pakaian, untuk dibuka kembali.
Lonjakan belanja online selama penguncian juga membantu pengecer untuk pulih pada Mei, tetapi sektor dan ekonomi secara keseluruhan tetap tertekan oleh dampak dari pandemi.
Data datang sehari setelah Bank of England mengatakan akan memberikan stimulus tunai lebih lanjut senilai 100 miliar pound (126 miliar dolar AS atau 112 miliar euro) untuk menopang ekonomi yang terkena virus corona.
Langkah itu datang di atas stimulus BoE senilai 200 miliar pound untuk mendapatkan pinjaman bank ritel kepada bisnis selama pandemi COVID-19.
Bank sentral juga telah memangkas suku bunga utamanya ke rekor terendah 0,1 persen untuk membantu perekonomian.
Asido Situmorang, Senior Analyst, Vibiz Research Center, Vibiz Consulting