(Vibiznews – Indeks) – Keuntungan bursa saham Jepang perdagangan awal pekan yang naik ke posisi tertinggi 5 pekan terpangkas oleh profit taking pasar sesi hari Selasa (14/7/2020). Indeks Nikkei retreat oleh tekanan jual saham sejak awal sesi oleh sentimen peningkatan laju pertambahan kasus baru terinfeksi covid-19.
Investor tetap skeptis tentang pemulihan ekonomi yang berkelanjutan karena tingkat infeksi harian virus corona terus meningkat. Lebih lanjut membebani sentimen, ketegangan antara Amerika Serikat dan Cina meningkat setelah Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo mengumumkan penolakan resmi terhadap sebagian besar klaim maritim Tiongkok di Laut Cina Selatan.
Dari laporan data ekonomi yang terbit, produksi industri di Jepang turun 8,9 persen bulan ke bulan di bulan Mei 2020, merupakan penurunan bulan ke empat berturut-turut. Kemudian dilaporkan juga pemanfaatan kapasitas turun menjadi 70,60 poin di bulan Mei dari 79,90 poin di bulan sebelumnya.
Indeks Nikkei ditutup turun 197,73 poin atau 0,87% lebih rendah ke posisi 22587,01 setelah melonjak 2,22% ke level tertinggi 5 minggu di sesi sebelumnya. Demikian juga indeks Topix turun 7,87 poin atau 0,50 persen pada 1.565,15. Namun untuk indeks Nikkei berjangka bulan September 2020 kini sedang bergerak positif dengan naik 20 poin atau 0,09% ke posisi 22.590.
Kinerja bursa saham Jepang yang lemah secara sektoral paling banyak ditekan oleh anjloknya saham teknologi kapital besar, yang merespon negatif anjloknya indeks Nasdaq di bursa Wall Street semalam. Anjloknya Saham Advantest Corp 2,43% dan saham Tokyo Electron 1,45% memimpin pelemahan saham teknologi.
Demikian juga saham raksasa teknologi dan hiburan Sony Corp yang berorientasi ekspor anjlok dengan penurunan 1,75% dengan latar belakang ketidakpastian penjualan ke pasar Amerika oleh perputaran ekonomi negara tersebut yang dihadang oleh peningkatan kasus coronavirus.
Jul Allens / Senior Analyst Vibiz Research Center-Vibiz Consulting



