Google mengumumkan pada hari Kamis bahwa mereka memperbarui Peta dan Pencarian untuk merinci informasi tentang ukuran, batas dan lokasi kebakaran di AS.
Pada hari Rabu saja, lebih dari 90 kebakaran terjadi di California dan para pejabat memerintahkan evakuasi puluhan ribu orang. Dua puluh enam kebakaran sudah cukup parah untuk membutuhkan bantuan negara.
Fitur baru Google hadir saat perusahaan semakin bertujuan untuk memusatkan informasi di propertinya sendiri daripada mengarahkan pengguna ke situs web pihak ketiga.
Sebagai salah satu pengumpul data terbesar di dunia, Google diposisikan untuk memiliki gambaran lengkap tentang kondisi geografis. Perusahaan tersebut mengatakan menggunakan data satelit dari National Oceanic and Atmospheric Administration dan platform Google Earth berskala planet.
Dengan fitur-fitur baru, pengguna yang mencari nama wildfire akan melihat pembaruan resmi. Bagian “Area yang Terkena Dampak” akan menunjukkan tampilan peta batas api. Saat pengguna mengeklik peta, itu akan mengarahkan mereka ke Google Maps, yang akan menunjukkan penutupan jalan dan peringatan jika mereka mendekati api aktif, kata perusahaan itu.
Pembaruan juga menawarkan pembaruan kualitas udara dan tip keselamatan dari Palang Merah Amerika untuk wilayah yang terkena dampak.
Fitur baru Google juga hadir saat agen federal dan lokal bermitra dengan perusahaan swasta termasuk Google untuk menampilkan informasi bantuan bencana mulai dari gempa bumi hingga virus corona.
Google juga menampilkan informasi yang lebih cepat seperti peringatan evakuasi bila tersedia dari otoritas lokal melalui fitur “Peringatan SOS”. Namun, itu belum menunjukkan zona evakuasi di peta batas yang sebenarnya, kata perusahaan itu.
Eksekutif Google mengatakan mereka berharap untuk mengembangkannya secara global. Tahun ini, National Interagency Fire Center telah memperkirakan risiko kebakaran di atas rata-rata di seluruh AS.
Asido Situmorang, Senior Analyst, Vibiz Research Center, Vibiz Consulting
