(Vibiznews-Index) – Terjadi aksi profit taking yang signifikan pada perdagangan saham di bursa Amerika setelah beberapa sesi mencetak rekor tertinggi. Indeks Nasdaq yang paling tertekan hingga akhir sesi yang berakhir Jumat (4/9/2020), oleh anjloknya saham-saham teknologi karena profit taking.
Tekanan indeks utama dibatasi jelang penutupan, namun masih ditutup dalam zona merah. Indeks Dow Jones anjlok 807,77 poin atau 2,8 persen menjadi 28.292,73, indeks Nasdaq anjlok 598,34 poin atau 5 persen menjadi 11.458,10 dan indeks S&P 500 anjlok 125,78 poin atau 3,5 persen menjadi 3.455,06.
Sebelumnya Nasdaq dan S&P 500 mengakhiri perdagangan Rabu di rekor penutupan tertinggi, sementara Dow mencapai level penutupan terbaiknya dalam lebih dari enam bulan. Aksi profit taking di Wall Street dipengaruhi oleh rilis data ekonomi yang kurang menggembirakan.
Departemen Tenaga Kerja AS merilis laporan yang menunjukkan klaim pertama kali untuk tunjangan pengangguran turun lebih dari yang diharapkan pada pekan yang berakhir 29 Agustus. Klaim pengangguran awal turun menjadi 881.000, turun 130.000 dari level minggu sebelumnya di 1,011 juta. Tetapi penurunan ini sebagian terkait dengan perubahan dalam metodologi penyesuaian musiman
Rilis data neraca perdagangan juga menunjukkan data ekspor dan impor masih tetap di bawah level pra-pandemi dan data dari Institute for Supply Management menunjukkan sedikit perlambatan dalam laju pertumbuhan aktivitas sektor jasa di bulan Agustus. Indeks PMI service turun ke 56,9 pada Agustus dari 58,1 pada Juli.
Saham-saham teknologi besar yang anjlok cukup signifikan pada akhir sesi seperti saham Apple anjlok 8,01%, saham Microsoft turun 6,19%, saham Alphabet anjlok 5,12% dan saham Amazon anjlok 4,63%.
Secara sektoral, saham Networking miliki kinerja terburuk pasar pada hari itu hingga NYSE Arca Networking Index turun 7,8 persen ke level penutupan terendah dalam lebih dari sebulan. Saham Ciena memimpin sektor ini lebih rendah setelah melaporkan hasil fiskal kuartal ketiga yang lebih baik dari yang diharapkan tetapi memperingatkan perlambatan pesanan terkait dengan pandemi COVID-19 kemungkinan akan berdampak buruk pada pendapatan untuk beberapa kuartal.
Saham ritel juga menunjukkan pergerakan signifikan ke sisi negatifnya, dengan Dow Jones US Retail Index anjlok 3,9 persen setelah sesi sebelumnya di posisi rekor penutupan tertinggi. Saham perumahan, bioteknologi, kimia, dan perawatan kesehatan juga alamai tekanan kuat.
Jul Allens/ Senior Analyst Vibiz Research Center-Vibiz Consulting



