(Vibiznews – Forex) – Pair USDJPY awal sesi Asia Selasa (6/10/2020) yang dibuka sama dengan penutupan kuat sebelumnya bergerak lemah oleh anjloknya kekuatan safe haven dolar AS. Berita pulangnya Presiden Trump dari rumah sakit pasca terpapar covid-19 memberikan kekuatan bagi perdagangan aset beresiko.
Bursa saham AS menutup perdagangan awal pekan dengan melonjak tajam hingga naik ke posisi tertinggi dalam sebulan, demikian juga imbal hasil obligasi AS pada akhir sesi melompat kuat dengan naik 9,80%. Indikator ini memberikan tekanan bagi safe haven dolar.
Yen Jepang pada perdagangan awal pekan anjlok 0,22% mendapat tekanan dari rilis data PMI Service Jepang au Jibun Bank yang mencatat kontraksi bulan kedelapan berturut-turut pada bulan September, indeks berada di 46,9 pada bulan September. Namun untuk data PMI komposit berada di 46,6, data tertinggi sejak Februari.
Secara fundamental dolar AS mendapat kekuatan dari Institute for Supply Management melaporkan aktivitas di sektor jasa AS secara tak terduga tumbuh pada tingkat yang lebih cepat di bulan September. Data PMI Service naik tipis 57,8 pada September dari 56,9 pada Agustus, melebihi ekspektasi penurunan ke 56,3.
Untuk pergerakan selanjutnya akan memperhatikan dinamika perdagangan saham global serta data ekonomi AS seperti trade balance dan JOLTS Job Opening. Selain itu mencermati pidato Presiden the Fed dan Presiden ECB dalam momentum yang berbeda, terkait kebijakan di 2 bank sentral tersebut.
Secara teknikal menurut analyst Vibiz Research Center pair USDJPY bergerak bearish, awal sesi meluncur ke pivot sebelum ke posisi 105.00 dan jika tembus turun ke posisi S1 hingga S3. Namun jika terjadi koreksi positif akan naik kembali menuju posisi pembukaan 105.74 dan jika tembus lanjut ke posisi R2 hingga R3.
| R3 | R2 | R1 | Pivot | S1 | S2 | S3 |
| 106.40 | 106.03 | 105.67 | 105.30 | 104.95 | 104.58 | 104.23 |
| Buy Avg | 105.80 | Sell Avg | 104.98 |
Jul Allens/ Senior Analyst Vibiz Research Center-Vibiz Consulting
