(Vibiznews – Indeks) – Bursa saham Jepang akhir perdagangan bulan Oktober hari Jumat (30/10/2020) ditutup lebih rendah masuki hari kelima oleh pergerakan kuat yen Jepang yang melemahkan beberapa saham kapital besar. Secara mingguan cetak kerugian mingguan terbesar dalam 3 bulan yang merosot 2,45%, secara bulanan retreat dari gain 2 pekan berturut dengan turun 0,90%.
Sentimen investor di bursa Asia tertekan oleh melonjaknya kasus baru virus corona di Eropa dan Amerika Serikat yang memaksa dilakukannya lockdown, ketidakpastian atas pemilihan presiden AS dan mixednya laporan pendapatan kuartalan perusahaan yang terdaftar di bursa.
Dari laporan ekonomi, Bank of Japan memangkas perkiraan ekonomi dan harga untuk tahun fiskal saat ini tetapi menawarkan pandangan yang lebih optimis tentang prospek pemulihan, menandakan bahwa pihaknya telah memberikan stimulus yang cukup untuk saat ini.
Dari laporan ekonomi yang masuk, sektor perumahan mulai jatuh 9,9% yoy di bulan September menyusul penurunan 9,1% sebulan sebelumnya, menunjuk ke penurunan 15 bulan berturut-turut. Kemudian tingkat pengangguran berada di 3% pada bulan September, tertinggi sejak Mei 2017 sementara itu data awal menunjukkan bahwa produksi industri naik 4% dari bulan sebelumnya di bulan September, dibandingkan dengan kenaikan 1,0% di bulan sebelumnya.
Indeks harian Nikkei ditutup turun 354,81 poin atau 1,52 persen lebih rendah ke posisi 22.977,13. Demikian untuk indeks Topix ditutup turun 31,60 poin atau 1,96 persen menjadi 1.579,33. Untuk indeks Nikkei berjangka bulan Desember 2020 bergerak negatif hingga turun 440 poin atau 1,89% ke posisi 22.880.
Saham Japan Airlines berakhir turun 3,74 persen setelah penutupan pasar, JAL melaporkan membukukan rugi bersih 145,4 miliar yen ($ 1,4 miliar) untuk semester pertama hingga September, dengan penurunan penjualan 74 persen tahun-ke-tahun.
Saham Mitsubishi Heavy Industries turun 1,61 persen setelah perusahaan melaporkan terjadi kerugian bersih 50,1 miliar yen ($ 480 juta) untuk enam bulan pertama hingga September.
Jul Allens / Senior Analyst Vibiz Research Center-Vibiz Consulting