(Vibiznews-Forex) – Di tengah perdagangan forex sesi Eropa hari Jumat (6/11/2020) posisi poundsterling dalam pair GBPUSD bergerak bearish setelah fluktuatif sejak sesi Asia. Poundsterling melemah di tengah pergerakan lemah dolar AS terhadap beberapa rival utama dan juga secara indeks. Pound bergerak naik turun oleh tarik menarik sentimen baik dari data ekonomi, lockdwon selama sebulan dan pelemahan dolar AS.
Secara fundamental posisi poundsterling mendapat tekanan dari Bank of England (BOE) yang putuskan kemarin mempertahankan Suku Bunga pada rekor terendah 0,1% tetapi meningkatkan ukuran program pembelian obligasi sebesar £150 miliar yang lebih besar dari perkiraan menjadi £875 miliar. Selain itu juga BOE perkirakan ekonomi kontraksi 11% di Q4, jauh lebih buruk dari penurunan 5,4% yang diproyeksikan pada Agustus.
Dari rilis data ekonomi hari ini, indeks harga rumah Halifax naik 7,5 persen dari tahun sebelumnya pada Oktober 2020, kenaikan tahunan terbesar sejak Juni 2016, karena pasar properti Inggris terus meningkat dari penguncian pertama yang disebabkan oleh virus corona.
Indeks dolar yang menunjukkan kekuatan dolar AS terhadap banyak rival utamanya sedang menurun ke posisi terendah 9 pekan setelah sebelumnya melemah 3 hari berturut; di tengah ketidakpastian pemenang pilpres AS yang membuat kemungkinan persetujuan paket stimulus akan semakin lama.
Sentimen pergerakan selanjutnya masih akan berubah sejalan dengan laporan pasar tenaga kerja AS dalam data NFP AS bulan Oktober dan tingkat penganggurannya. Kemudian masih mencermati hasil penghitungan suara pilpres AS 2020.
Secara teknikal menurut analyst Vibiz Research Center pair GBPUSD ditutup kuat. Kini pair berada di posisi 1,3125, yang tertekan turun ke posisi terendah sebelumnya di 1.3099 dan jika tembus lanjut ke support kuat di 1,2984-1,2940. Namun jika naik kembali akan mendaki ke 1.3180 sebelum capai ke resisten kuatnya di 1,3210-1,3245.
Jul Allens/ Senior Analyst Vibiz Research Center-Vibiz Consulting