Nikkei 8 Desember Melemah Meski PDB Jepang Q3/2020 Cetak Rekor Tertinggi

674

(Vibiznews – Indeks) – Indeks Nikkei kembali melemah  untuk sesi ketiga berturut-turut pada  perdagangan  hari Selasa (8/12/2020),  yang memperpanjang penurunan dari posisi  tertinggi 29 tahun ke posisi terendah sepekan. Sentimen investor berhati-hati di seluruh perdagangan bursa Asia karena kekhawatiran baru tentang pandemi virus corona yang terus meningkat.

Sementara itu, Perdana Menteri Yoshihide Suga mengatakan pada hari Selasa bahwa Jepang akan menyusun paket stimulus ekonomi baru senilai US$ 708 miliar, menyusul gabungan $2,2 triliun dari dua paket sebelumnya dalam upaya untuk membantu mendorong pertumbuhan ekonomi baru.

Dalam data lokal, pengeluaran rumah tangga rebound 1,9% secara riil di bulan Oktober dari tahun sebelumnya menyusul penurunan 10,2 persen di bulan sebelumnya, sedangkan  Akhirnya,

Dari laporan ekonomi yang dirilis, pertumbuhan ekonomi Jepang naik ke posisi rekor tertinggi sepanjang sejarah 5,3% pada kuartal ketiga tahun 2020, pulih dari penurunan 8,3% yang direvisi di periode sebelumnya. Kemudian data Tankan Index naik ke -9 poin di bulan Desember dari -13 poin di bulan November.

Indeks harian Nikkei ditutup turun 80,36 poin atau 0,3% menjadi 26467,08, terendah sejak 30 November.  Demikian  untuk indeks Topix turun  0,11% menjadi 1.758,81. Untuk indeks Nikkei berjangka bulan Desember 2020  bergerak negatif dengan turun 80 poin atau 0,30%  ke posisi 26.490.

Saham yang paling banyak tertekan adalah saham produsen obat seperti saham Daiichi Sankyo dan Astellas Pharma anjlok masing-masing 3,2% dan 2,0%. Demikian juga saham maskapai penerbangan, saham ANA dan JAL  anjlok 1,97%  dan 2,47% masing-masing setelah pemerintah Jepang mempertimbangkan merger antara kedua perusahaan tersebut.

Terdapat saham yang melonjak tinggi yaitu saham pembuat produk hidrogen Iwatani melonjak 10,3% setelah harian bisnis Nikkei melaporkan bahwa Jepang kemungkinan akan menetapkan target untuk memperluas penggunaan hidrogen menjadi 10 juta ton pada tahun 2030 untuk memenuhi tujuan emisinya.

 Jul Allens / Senior Analyst Vibiz Research Center-Vibiz Consulting

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here