(Vibiznews-Forex) – Di tengah perdagangan forex sesi Eropa hari Kamis (7/1/2021), posisi euro dalam pair EURUSD bergerak bearish memangkas rally selama 3 sesi oleh bangkitnya kekuatan dolar AS. Euro meluncur dari posisi tertinggi 2,5 tahun menembus posisi support kuatnya di tengah kekhawatiran atas meningkatnya kasus COVID-19, penguncian baru dan lambatnya vaksinasi. Selain itu juga terdapat 2 laporan ekonomi yang kurang mengesankan.
Data perdagangan ritel zona euro turun 6,1 persen dari bulan sebelumnya pada November 2020, berbalik dari kenaikan 1,4 persen yang direvisi turun pada Oktober dan dibandingkan dengan ekspektasi pasar yang turun 3,4 persen. Itu merupakan penurunan terbesar dalam perdagangan ritel sejak April. Demikian juga data indeks harga konsumen di Kawasan Euro terlihat turun 0,3 persen tahun ke tahun di bulan Desember 2020, sama seperti di masing-masing tiga bulan sebelumnya dan dibandingkan dengan perkiraan pasar turun 0,2 persen.
Di saat yang sama, buletin ekonomi Bank Sentral Eropa menunjukkan bahwa indikator ekonomi Kawasan Euro menunjukkan kontraksi ekonomi pada kuartal keempat. Bank sentral juga mengatakan bahwa prospek peluncuran vaksin menggembirakan tetapi akan membutuhkan waktu sebelum kekebalan yang meluas tercapai dan ekonomi dapat kembali normal.
Indeks dolar yang menunjukkan kekuatan dolar AS terhadap banyak rival utamanya bergerak kuat di pasar uang Eropa setelah melemah 2 sesi berturut; terangkat oleh kekuatan imbal hasil obligasi AS dan juga kekhawatiran aksi penolakan keras hasil pilpres AS oleh warga Amerika di gedung parlemen AS.
Secara teknikal menurut analyst Vibiz Research Center pair EURUSD akan melemah, pair kini berada di posisi 1.2262 dan bergerak turun mendekati posisi support lanjutan di 1.2230 – 1.2203. Namun jika terjadi koreksi positif , pair akan naik mendekati posisi pembukaan di 1.2324 sebelum lanjut ke resisten kuat di 1.2344-1.2375.
Jul Allens/ Senior Analyst Vibiz Research Center-Vibiz Consulting