(Vibiznews – Indeks) – Bursa saham Jepang awali perdagangan pekan ini dengan koreksi harga sahamnya pada hari Senin (14/1/2021), oleh tekanan profit taking yang dimulai akhir pekan lalu. Indeks Nikkei kembali tertekan pasca perdagangan pekan lalu yang rally panjang hingga cetak rekor tertinggi 3 dekade.
Sentimen yang melemahkan pasar dari laporan pertambahan kasus baru covid-19 yang melonjak di Jepang hingga naik 5700 kasus pada hari Minggu lalu, selain itu melaporkan rekor jumlah pasien yang dirawat di rumah sakit dengan gejala serius.
Dari laporan ekonomi yang masuk, survei Tankan menunjukkan keseluruhan sentimen untuk sektor manufaktur siap turun lagi, dengan kepercayaan bisnis diperkirakan turun di bulan April, sementara sentimen di industri jasa diperkirakan sedikit membaik.
Indeks harian Nikkei ditutup turun 276,97 poin atau 0,97% lebih rendah ke posisi 28242,21. Demikian untuk indeks Topix turun 0,60% menjadi 1.845.49. Untuk indeks Nikkei berjangka bulan Maret 2021 bergerak negatif dengan turun 270 poin atau 0,95% ke posisi 28.190.
Sektor saham yang paling tertekan hari ini yaitu sektor semikonduktor, selain aksi ambil untung sektor ini juga berada di bawah tekanan setelah laporan beberapa media bahwa pemerintahan Trump memberi tahu pemasok Huawei, termasuk pembuat chip Intel, tentang mencabut lisensi tertentu untuk dijual ke perusahaan China dan bermaksud untuk menolak lusinan aplikasi lain untuk dipasok perusahaan telekomunikasi.
Saham Tokyo Electron turun 1,6% sementara saham Advantest kehilangan 1,9%. Saham pembuat kamera Nikon turun 6,8% setelah reli lebih dari 20% awal bulan ini. Saham operator department store juga terpuruk di tengah kekhawatiran tentang pembatasan jarak sosial yang lebih lama, saham Isetan Mitsukoshi Holdings anjlok 6,6% dan saham J. Front Retailing turun 5,6%.
Jul Allens / Senior Analyst Vibiz Research Center-Vibiz Consulting