(Vibiznews-Forex) – Pair USDJPY perdagangan sesi Eropa hari Kamis (21/1/2021) bergerak lebih rendah dari penurunan sesi sebelumnya di tengah kuatnya sentimen perdagangan aset risiko yang memberikan tekanan pada dolar AS. Yen naik ke posisi tertinggi 2 pekan juga disupport data ekspor Jepang yang dibayangi kebijakan BOJ terbaru.
Ekspor dari Jepang naik 2 persen tahun-ke-tahun menjadi JPY6,71 triliun pada periode Desember 2020, di bawah ekspektasi pasar untuk kenaikan 2,4 persen tetapi mengakhiri penurunan selama 24 bulan berturut-turut, rentang terpanjang dalam catatan berdasarkan data yang sebanding sejak 1979.
Bank of Japan mengatakan umumkan hari ini bahwa ekonomi Jepang diperkirakan akan menyusut 5,6% pada tahun fiskal 2020 hingga Maret karena Jepang berjuang untuk mengendalikan infeksi virus korona di bawah keadaan darurat kedua. BOJ juga menahan suku bunga jangka pendek di -0,1% sementara memandu suku bunga jangka panjang menjadi sekitar nol persen. BOJ juga akan terus membeli dana yang diperdagangkan di bursa dengan kecepatan tahunan sebesar 12 triliun yen ($116 miliar) sebagai bagian dari program pembelian aset besar-besaran.
Indeks dolar yang menunjukkan kekuatan dolar AS terhadap banyak rival utamanya sedang melorot di pasar uang Eropa setelah melemah 3 hari berturut; ditekan penguatan perdagangan risk currencies oleh optimisme investor akan bertambahnya lagi program stimulus fiskal AS.
Secara teknikal menurut analyst Vibiz Research Center pair USDJPY akan melemah, dan kini pair berada di posisi 103.41 yang meluncur mendekati support kuat di 103.32-103.06. Namun jika terjadi pergerakan sebaliknya, pair akan naik kembali 103.65 sebelum capai resisten kuat di 103.77 – 103.98.
Jul Allens/ Senior Analyst Vibiz Research Center-Vibiz Consulting