(Vibiznews – Indeks) – Terjadi profit taking pada perdagangan bursa saham Amerika setelah sesi sebelumnya 2 indeks utama cetak rekor tertinggi baru, sehingga membuat pergerakan saham fluktuatif. Pada perdagangan yang berakhir Rabu dinihari WIB (27/1/2021), semua indeks utama Wall Street terkoreksi moderat dan masuk zona merah.
Indeks Dow Jones tergelincir 22,96 poin atau 0,1 persen menjadi 30.937,04, indeks Nasdaq turun tipis 9,93 poin atau 0,1 persen menjadi 13.626,07 dan indeks S&P 500 merosot 5,74 poin atau 0,2 persen menjadi 3.849,62. Perdagangan yang fluktuatif di Wall Street sebagian merespon ketidakpastian tentang prospek pasar jangka pendek menanti pengumuman kebijakan Fed yang diperkirakan tidak ubah suku bunga.
Terkoreksinya indeks Wall Street juga menghiraukan laporan keuangan perusahaan yang optimis serta data ekonomi yang menunjukkan sentimen konsumen AS meningkat. Laporan Conference Board menunjukkan peningkatan tak terduga dalam sentimen konsumen AS di bulan Januari, indeks naik menjadi 89,3 pada Januari dari 87,1 pada Desember.
Beberapa perusahaan yang melaporkan hasil kuartalan yang baik mengangkat tinggi sahamnya seperti saham 3M dan Johnson & Johnson naik 3,26% dan 2,73% setelah melaporkan hasil kuartalan yang melebihi perkiraan analis. Saham General Electric menguat 2,73 setelah konglomerat industri tersebut melaporkan lonjakan laba bersih kuartal keempat.
Namun ada juga saham yang melemah meskipun melaporkan hasil kuartalan yang lebih baik dari perkiraan seperti saham American Express dan saham Verizon dengan posisi anjlok 4,3% dan 3,15% masing-masing.
Untuk sektor yang paling tertekan yaitu saham bioteknologi dengan indeks Bioteknologi Arca NYSE jatuh 2,3 persen setelah sempat mencapai rekor tertinggi di awal perdagangan. Kemudian disusul oleh saham energi, saham perumahan, transportasi dan semikonduktor yang juga terkoreksi.
Jul Allens / Senior Analyst Vibiz Research Center-Vibiz Consulting