(Vibiznews – Indeks) – Bursa saham Hong Kong ditutup lebih rendah pada perdagangan hari Senin (14/2/2022) di tengah peringatan bahwa Rusia dapat menyerang Ukraina kapan saja dan karena data inflasi AS yang sangat tinggi memicu kekhawatiran Federal Reserve yang lebih hawkish. Indeks Hang Seng terseret oleh anjloknya saham raksasa teknologi dan sektor keuangan ternama.
Amerika Serikat pada hari Minggu mengatakan Rusia mungkin membuat dalih kejutan untuk serangan invasinya ke Ukraina, karena menegaskan kembali janji untuk mempertahankan setiap inci wilayah NATO.
Bank Rakyat China dalam laporan implementasi kuartal keempat menyebutkan akan memenuhi tuntutan pembiayaan yang wajar dari ekonomi riil tanpa menggunakan stimulus seperti banjir. PBOC juga mengatakan akan menangkis risiko keuangan sistemik dan tidak akan menggunakan real estat sebagai metode jangka pendek untuk merangsang ekonomi, membuat pengembang daratan yang terdaftar di Hong Kong turun lebih dari 5%.
Indeks harian Hang Seng ditutup turun 1,4 persen atau 350 poin menjadi 24.556. Demikian untuk indeks saham Cina Enterprise (HSCE) dengan 60 saham unggulan berakhir turun 1,9% menjadi 8.618,48. Demikian indeks Hang Seng berjangka bulan Maret 2022 bergerak negatif dengan turun 423 poin atau 1,70% ke posisi 24437.
Secara sektoral, yang paling melemah cukup signifikan yaitu saham properti dan teknologi dengan anjlok 3,09% dan 2,08% masing-masing. Saham raksasa teknologi dan keuangan ternama seperti saham Meituan, saham Alibaba Group, saham perusahaan asuransi Ping An dan China Life masing-masing anjlok lebih dari 3%.
Dari sektor property, saham pengembang properti China Sunac ditutup turun hampir 12% setelah penurunan peringkat oleh Moody. Saham China Aoyuan merosot 10,8%, setelah mengatakan penjualan kontrak properti Januari yang tidak diaudit sekitar 1,92 miliar yuan, turun lebih dari 80% dari Januari 2021