(Vibiznews – Index) Perdagangan saham awal pekan di bursa New York berfluktuasi yang berakhir negatif setelah 2 sesi berturut sebelumnya alami pelemahan yang signifikan. Semua indeks utama masih berada di zona merah pada sesi yang berakhir Selasa dini hari (15/2/2022).
Indeks Nasdaq yang sarat saham teknologi turun tipis hanya 0,24 poin atau kurang dari sepersepuluh persen menjadi 13.709,92. Indeks Dow Jones turun 171,89 poin atau 0,5 persen menjadi 34.566,17 dan indeks S&P 500 turun 16,97 poin atau 0,4 persen pada 4.401,67.
Pelemahan lanjutan di bursa Wall Street ini terjadi karena terus mencermati perkembangan ketegangan antara Ukraina dan Rusia. Presiden Joe Biden berbicara dengan Presiden Rusia Vladimir Putin dan menghasilkan tidak ada perubahan mendasar dalam dinamika yang telah berlangsung sekarang selama beberapa minggu. Seorang pejabat pemerintah Rusia diberitakan sampaikan ketidak jelasan Rusia untuk menyelesaikan dengan diplomasi atau perang.
Investor juga tetap waspada tentang prospek kebijakan moneter menyusul pernyataan beragam oleh pejabat Federal Reserve. Presiden Fed St. Louis James Bullard mengatakan bahwa dia lebih menyukai rencana kenaikan suku bunga yang direncanakan, sedangkan Presiden Fed San Francisco Mary Daly lebih memilih laju kenaikan suku bunga yang terukur.
Secara sektoral,saham energi mundur tajam karena proifit taking setelah meroket seiring dengan pergerakan harga minyak mentah, karenanya Philadelphia Oil Service Index anjlok 2,9 persen, sedangkan NYSE Arca Natural Gas Index dan NYSE Arca Oil Index keduanya jatuh sebesar 2,3 persen.
Pelemahan lainnya juga terlihat di antara saham bioteknologi, sebagaimana tercermin dari penurunan 1,7 persen oleh NYSE Arca Biotechnology Index. Saham perangkat keras komputer, perawatan kesehatan dan perbankan juga mengalami pelemahan yang mencolok. Namun pergerakan sebaliknya terjadi pada saham emas bergerak lebih tinggi seiring dengan kenaikan harga logam mulia.



