Invasi Rusia ke Ukraina Lanjut Menekan Bursa Wall Street, Home Depot Melemah

387
wall street
Vibizmedia Photo

(Vibiznews – Index) Ketegangan antara Rusia dan Ukraina masih memberikan tekanan bagi perdagangan saham global, dengan bursa Wall Street awal pekan alami pelemahan lanjutan pada sesi yang berakhir Rabu dini hari  (23/2/2022). Indeks Dow Jones dan Nasdaq jatuh untuk 4 sesi berturut ke posisi penutupan terendah dalam 8 bulan, sedangkan S&P500 terendah dalam 4 bulan.

Indeks Dow Jones anjlok 482,57 poin atau 1,4 persen menjadi 33.596,61, indeks Nasdaq merosot 166,55 poin atau 1,2 persen menjadi 13.381,52 dan indeks S&P 500 turun 44,11 poin atau 1 persen menjadi 4.304,76.

Pelemahan lanjutan di Wall Street terjadi di tengah meningkatnya kekhawatiran tentang invasi Rusia ke Ukraina sehari setelah pemerintah Rusia mengakui dua wilayah separatis Ukraina – Donetsk dan Luhansk – sebagai negara berdaulat. Presiden Rusia Vladimir Putin kemudian memerintahkan pasukan ke wilayah itu sebagai  penjaga perdamaian, dengan majelis tinggi parlemen Rusia kemudian memberikan persetujuan untuk mengirim pasukan ke luar negeri.

Tindakan Rusia tersebut mendapat kecaman sehingga  Presiden AS mengumumkan sanksi tahap pertama yaitu terhadap perusahaan keuangan Rusia, utang negara, dan tokoh elit serta keluarganya. Sanksi akan bertambah jika Rusia melanjutkan agresinya. Inggris juga mengumumkan  sanksi dengan target lima bank Rusia dan tiga elit yang memiliki  kekayaan bersih yang sangat tinggi.

Secara sektoral,saham  tembakau yang paling anjlok tajam dengan NYSE Arca Tobacco Index turun 3,6 persen. Kemudian disusul oleh  saham ritel yang terlihat dari penurunan 2,9 persen oleh Indeks Ritel AS Dow Jones, dipimpin oleh  Home Depot  yang melemah  meskipun melaporkan hasil kuartal keempat  mengalahkan perkiraan analis dan meningkatkan dividennya sebesar 15 persen.

Saham perumahan juga mengalami pelemahan yang signifikan hari ini, dengan Indeks Sektor Perumahan Philadelphia anjlok sebesar 2,9 persen ke level penutupan terendah dalam hampir satu tahun. Saham perangkat keras komputer, maskapai penerbangan dan gas alam juga berada di bawah tekanan jual yang cukup besar.