(Vibiznews – Indeks) – Bursa saham Jepang masih belum mampu cetak untung pada perdagangan hari Rabu (9/3/2022) dan melemah untuk 4 sesi berturut. Indeks Nikkei masih bergerak di seputar kisaran terendah 16 bulan yang juga dipengaruhi lemahnya perdagangan bursa Wall Street semalam.
Sentimen investor terus dibebani dampak dari penyerangan Rusia ke Ukraina yang berlanjut, dimana Presiden Joe Biden umumkan larangan AS atas impor minyak Rusia, gas alam cair, dan batu bara sebagai tanggapan atas invasi Rusia ke Ukraina. Sebelumnya pada hari itu, badan eksekutif Uni Eropa, Komisi Eropa, telah berjanji untuk mengurangi impor gas Rusia hingga dua pertiga pada akhir tahun ini.
Tekanan jual saham Nikkei ditahan laporan PDB Jepang Q4-2021 yang meningkat dari kontraksi sebelumnya. Ekonomi Jepang naik 4,6 persen secara tahunan di Triwulan ke-4 tahun 2021, berbalik dari kontraksi 2,8 persen di Triwulan ke-3. Rebound tersebut menandai laju ekspansi terkuat sejak Q4 2020, karena situasi COVID-19 terkendali menyusul penurunan kasus virus corona dan melonjaknya vaksinasi.

Indeks harian Nikkei ditutup anjlok 73 poin atau turun 0,30% ke posisi 24.717, kisaran terendah sejak November 2020. Demikian indeks Topix turun 0,06% menjadi 1.759. Untuk indeks Nikkei berjangka bulan April 2022 bergerak positif dengan naik 60 poin atau 0,24% ke posisi 24750.
Secara sektoral, saham pengiriman dan perawatan kesehatan memimpin penurunan, dengan sumbangan pelemahan dari saham Nippon Yusen (-1,8%), Mitsui OSK (-1,9%), Kawasaki Kisen (-1,2%), Takeda Pharmaceutical (-1,1%), Hoya Corp (-2,2% ) dan Astellas Pharma (-3,2%). Sementara itu, saham kelas berat yang menahan tekanan jual termasuk saham SoftBank (3,6%), Toyota (1,9%) dan Mitsubishi UFJ (2,8%).
Jul Allens / Senior Analyst Vibiz Research Center-Vibiz Consulting


