Rekomendasi EUR/USD Mingguan 25 – 29 April 2022: Masih Jauh dari Bottom?

630

(Vibiznews – Forex) Pasangan matauang EUR/USD berhasil bangkit untuk minggu ke dua kalinya dari kerendahan di sekitar 1.0760 ke ketinggian di sekitar 1.0935 pada hari Kamis minggu lalu, namun kembali menguatnya dollar AS pada hari perdagangan terakhir minggu lalu karena faktor resiko lebih kuat daripada data makro ekonomi yang bagus, membuat EUR/USD kembali tertekan turun ke 1.0794. Kelihatannya level dasar (bottom) yang antisipasikan masih jauh dengan ketakutan bisa berubah sewaktu-waktu menjadi panik.

Memulai perdagangan di 1.0815 pada awal minggu, EUR/USD sempat jatuh ke bawah 1.0800 ke sekitar 1.0760 pada Senin pagi. Pada hari Kamis pagi, sebelum keluar komentar dari Lagarde, pasangan matauang EUR/USD sempat naik ke 1.0935 dengan para investor menyambut baik perkataan para pembuat kebijakan ECB. Namun komentar yang berhati-hati mengenai outlook kebijakan moneter dari Presiden ECB Lagarde membuat pergerakan naik euro berbalik mundur dan diperdagangkan di sekitar 1.0853 pada Kamis malam. EUR/USD tetap berada pada tekanan bearish yang baru pada awal perdagangan sesi Eropa hari Jumat pagi, diperdagangkan turun di sekitar 1.0800, di tengah munculnya keengganan terhadap resiko yang baru.

Memulai perdagangan di 1.0815 pada awal minggu, EUR/USD sempat jatuh ke bawah 1.0800 ke sekitar 1.0760 pada Senin pagi. Namun pada Senin malam, EUR/USD semula berhasil berbalik naik sebelum akhirnya kembali turun ke level semula. EUR/USD kembali mendapatkan daya tarik dan naik sedikit di atas 1.0800, di sekitar 1.0804 pada awal perdagangan sesi AS. Namun, dengan indeks saham utama di Wall Street mulai bervariasi, pasangan matauang ini kesulitan untuk mengumpulkan momentum. Sementara indeks dollar AS mulai naik ke atas 100.50.

Pada awal minggu ini, dengan naiknya yield obligasi treasury AS 10 tahun, dollar AS mulai mengalahkan rival-rival utamanya dan membebani pasangan matauang EUR/USD. Indeks dollar AS yang pada minggu lalu naik hampir 0.7%, terakhir ini dalam sehari naik 0.2% ke 100.70.

Pada jam perdagangan sesi AS selanjutnya EUR/USD turun kembali menembus ke bawah 1.0800 dan diperdagangkan di sekitar 1.0788.

EUR/USD diperdagangkan dalam rentang harga yang relatip sempit di sekitar 1.0800 pada hari Selasa. Pasangan matauang EUR/USD sempat bangkit dari kerendahan hariannya di 1.0777 namun mengalami kesulitan untuk bisa bertahan dalam keuntungan di atas 1.0800. Dollar AS berhasil mempertahankan kekuatannya terhadap rival-rivalnya dengan naiknya yields obligasi AS sehingga menekan turun EUR/USD ke sekitar 1.0790.

Pada hari Rabu pagi, EUR/USD berbalik naik mencapai level tertingginya dalam hampir satu minggu di 1.867 selama jam perdagangan sesi Eropa, namun selanjutnya EUR/USD kehilangan momentum bullish-nya dan jatuh ke bawah 1.0850 dengan menguatnya dollar AS karena yields obligasi pemerintah AS mengalami rally ke ketinggian selama beberapa tahun di tengah ketakutan akan terjadinya resesi. Namun dengan indeks saham utama di bursa saham AS, Wall Street, dibuka naik, pasangan matauang ini tetap bertahan di teritori positip dan diperdagangkan di sekitar 1.0855.

Setelah sempat naik ke atas 101.00 selama jam perdagangan sesi Asia, indeks dollar AS sedikit melemah ke 100.80 sebelum akhirnya berbalik menguat kembali dan naik ke atas 101.00 lagi. Dollar AS mendapatkan bantuan tambahan dengan yields obligasi pemerintah AS 10 tahun mengalami kenaikan ke 2.913%, ketinggian beberapa tahun. Selagi berbicara di event virtual yang diselenggarakan oleh the Council on Foreign Relations, President Fed St. Louis James Bullard, mengatakan bahwa kenaikan tingkat suku bunga sebesar 75 basis poin bisa menjadi opsi yang diperlukan dan hal ini memberikan dorongan bagi kenaikan yields obligasi AS.

Pada awalnya, pada hari Kamis pagi, sebelum keluar komentar dari Lagarde, pasangan matauang EUR/USD sempat naik ke atas 1.0900 ke 1.0935 dengan para investor menyambut baik perkataan para pembuat kebijakan ECB. Wakil Presiden ECB, Luis de Guindos, berkata bahwa dia percaya inflasi sudah mendekati puncaknya dan menambahkan bahwa kenaikan tingkat bunga adalah mungkin dilakukan pada semester ke dua tahun ini, tergantung kepada data makro ekonomi. Selain itu, Gubernur Pierre Wunch mengatakan bahwa dia bersedia mempertimbangkan menaikkan tingkat deposito di bulan Juli.

EUR/USD kehilangan daya tariknya setelah mencapai level tertinggi dalam lebih dari 1 minggu di 1.0935 pada hari Kamis pagi. Beberapa komentar yang berhati-hati mengenai outlook kebijakan moneter dari Presiden ECB Lagarde kelihatannya telah membuat pergerakan naik euro berbalik mundur dan diperdagangkan di bawah 1.0900 di sekitar 1.0853 pada jam perdagangan sesi AS hari Kamis malam.

EUR/USD tetap berada pada tekanan bearish yang baru pada awal perdagangan sesi Eropa hari Jumat pagi, diperdagangkan turun di sekitar 1.0800, di tengah munculnya keengganan terhadap resiko yang baru. Meskipun data dari zona euro menunjukkan bahwa aktifitas bisnis sektor swasta berkembang dengan kecepatan yang kuat pada bulan April, indeks saham utama Eropa diperdagangkan di teritori negatip.

Producer Price Index bulan Maret naik membumbung tinggi ke 30.9% YoY. Sementara Uni Eropa juga mempublikasikan Industrial Production bulan Februari yang naik 2% YoY dan Neraca Perdagangan untuk bulan yang sama yang membukukan defisit €-9.4 miliar.

Uni Eropa mempublikasikan angka final dari inflasi bulan Maret. Harmonized Indices of Consumer Prices tahunan muncul di 7.4% YoY, sedikit di bawah dari perkiraan pendahuluan di 7.5%.

Data dari zona euro menunjukkan bahwa aktifitas bisnis sektor swasta berkembang dengan kecepatan yang kuat pada bulan April

Amerika Serikat mempublikasikan Initial Jobless Claims mingguan yang naik ke 184.000, lebih buruk daripada yang diperkirakan di 180.000. Selain itu Philadelphia Fed Manufacturing Survey bulan April turun dari 27.4 ke 17.6 dan meleset dari yang diperkirakan pasar. PMI manufaktur AS bulan April mengatasi dari yang diperkirakan sebesar 59.7. Namun indeks jasa terkontraksi dari sebelumnya di 58 turun menjadi 54.7.

Inflasi di AS menyentuh 8.5% YoY pada bulan Maret, ketinggian selama 4 dekade. Sementara Uni Eropa dikonfirmasi inflasinya berada pada 7.4% yang juga merupakan ketinggian beberapa dekade, meskipun sedikit lebih rendah daripada yang semula diperkirakan. Di Eropa, harapan bahwa inflasi akan bisa mereda lebih kuat daripada tanda-tanda makro ekonomi dari melemahnya tekanan harga.

Keresahan pasar keuangan semakin bertambah dengan merebaknya coronavirus di Shanghai. Laporan terakhir mengatakan bahwa lockdown di kota-kota besar Cina masih akan terus berlangsung. Menurut laporan terbaru, 20% dari kapal kontainer dunia yang aktif saat ini terjebak Pelabuhan – Pelabuhan yang macet. Dan sekitar 30% berada di Cina. Isu rantai supply ini telah menjadi alasan dibelakang naiknya inflasi global.

Selain itu, serbuan Rusia ke Ukraina telah mengakibatkan kematian ribuan penduduk sipil. Serangan Moskow yang persisten ke Mariupol telah mengakibatkan lebih banyak sanksi internasional atas Rusia. Sementara itu AS dan beberapa negara Eropa telah meningkatkan pengiriman senjata ke Kyiv. Krisis di Eropa Timur ini bukan saja memperparah isu rantai supply melainkan juga menaikkan harga komoditi dan consumer price index.

Ke hawkish-an bank sentral telah menjadi hal normal yang baru. Pertemuan International Monetary Fund (IMF) telah memasukkan pidato-pidato dari para pembuat kebijakan di bank sentral yang umumnya sedang menyiapkan jalan untuk mengetatkan kebijakan moneter yang lebih agresif meskipun kelihatannya tidak akan cukup untuk mengatasi problem yang ada.

Skenario ini memberikan tanah yang subur buat terjadinya rally dollar AS pada minggu ini dan selanjutnya dengan tidak ada satupun dari faktor yang negatif yang mempengaruhi pasar akan mereda dalam jangka pendek. Saham – saham yang beresiko tinggi akan bisa jatuh.

Bank sentral AS, the Fed telah merintis jalan panjang untuk kenaikan tingkat bunga yang agresif dan kebanyakan telah diperhitungkan dalam perhitungan harga.

Sementara itu tindakan ECB masih belum jelas, apakah ECB akan menaikkan tingkat bunganya pada bulan Juli sehingga memberikan ruang untuk turunnya matauang bersama Eropa.

PMI manufaktur Jerman untuk bulan April meleset dari yang diperkirakan meskipun masih muncul di 54.1 yang menunjukkan masih ekspansi, sementara PMI jasa mengatasi dari yang diperkirakan di 54.5. Angka Uni Eropa juga mengatasi dari yang diperkirakan, meskipun sektor manufaktur berada pada kecepatan yang lebih lambat dibandingkan dengan bulan sebelumnya.

Pada minggu ini, Jerman dan Uni Eropa akan mempublikasikan angka GDP mereka yang diperkirakan akan muncul di – 0.3% untuk Jerman dan 0.3% untuk Uni Eropa. Selain itu Uni Eropa juga akan merilis angka pendahuluan dari Connsumer Price Index mereka bulan April.

Sementara itu dari Amerika Serikat, salah satu rilis data kunci yang akan keluar adalah data GDP AS kuartal pertama yang akan dipublikasikan pada hari Kamis. Konsensus pasar memperkirakan GDP AS kuartal pertama 2022 ini akan muncul di angka 1% setelah membukukan pertumbuhan GDP kuartal ke empat 2021 di 6.9%.

Meskipun demikian, melambatnya pertumbuhan ekonomi yang diukur oleh GDP AS kuartal pertama 2022 ini kemungkinan tidak akan mengurangi niat dari the Fed untuk menaikkan tingkat bunganya sebanyak 50 basis poin pada bulan Mei.

Pasar juga akan tertarik untuk mengamati data GDP kuartal pertama lebih detil untuk melihat apakah yang akan terjadi dengan PCE inti yang menjadi alat ukur inflasi yang dipilih oleh the Fed. Inflasi di AS sudah terlalu tinggi, itulah sebabnya mengapa the Fed akan menjadi lebih ketat dalam kebijakan moneternya, tidak perduli apapun lagi. Cara satu-satunya memerangi inflasi yang sudah bukan lagi transitory adalah dengan mengurangi aktifitas ekonomi dalam arti agregat demand .

Selain itu data makro ekonomi yang akan keluar minggu ini adalah U.S. durable goods orders yang diperkirakana akan naik 1% MoM, CB consumer confidence, new home sales pada hari Selasa. Pending home sales pada hari Rabu. Jobless claims mingguan pada hari Kamis, dan PCE price pada hari Jumat yang diperkirakan akan muncul di 5.5% YoY.

“Support” terdekat menunggu di 1.0760  yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke 1.0635 dan kemudian 1.0520. “Resistance” terdekat menunggu di 1.0850 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke 1.0880 dan kemudian 1.0920.

Ricky Ferlianto/VBN/Head Research Vibiz Consulting

Editor: Asido