(Vibiznews – Index) – Mengakhiri perdagangan saham pekan ini, bursa Amerika Serikat ditutup lebih rendah untuk sesi kedua berturut-turut pada sesi yang berakhir hari Sabtu dinihari (7/5/2022), tetapi masih di atas sesi terendah. Sentimen dibebani oleh kekhawatiran tentang prospek suku bunga yang tinggi seiring dengan terus meningkatnya yield treasury AS.
Indeks Nasdaq yang sarat dengan saham teknologi anjlok 1,4 persen menjadi 12.144,66, level penutupan terendah dalam lebih dari setahun. Indeks S&P 500 turun 0,6 persen ke penutupan terendah hampir satu tahun di 4.123,34 dan indeks Dow Jones turun 0,3 persen ke penutupan terendah dua bulan di 32.899,37.
Untuk kinerja bursa Wall Street selama sepekan yang sangat fluktuatif, dimana indeks Nasdaq merosot 1,5 persen, sedangkan Dow Jones dan S&P 500 keduanya turun tipis 0,2 persen. Merahnya pekan ini membuat kinerja Wall Street melemah untuk 5 pekan berturut untuk Nasdaq dan S&P500, Dow Jones Melemah 6 Pekan berturut.
Tekanan profit taking berlanjut setelah rilis laporan Departemen Tenaga Kerja yang menunjukkan data NFP AS atau pekerjaan meningkat di bulan April. Laporan tersebut menunjukkan lonjakan melebihi ekspektasi sebelumnya.
Lihat: Pekerjaan di Amerika Serikat Meningkat Melebihi Ekspektasi, Upah Juga Meningkat
Sebagai informasi, imbal hasil obligasi Treasury AS 10-tahun naik menjadi di atas 3,1%, level yang tertinggi sejak November 2018, karena siklus pengetatan The Fed berjalan lancar setelah suku bunga naik sebesar 50 bps.
Secara sektoral, pelemahan dipimpin oleh saham maskapai penerbangan dengan NYSE Arca Airline Index anjlok 3,1 persen ke penutupan terendah hampir dua bulan. Pelemahan juga terlihat di antara saham-saham bioteknologi dengan anjloknya 2,8 persen oleh NYSE Arca Biotechnology Index, level penutupan terendah dalam lebih dari dua tahun.
Terjadi pergerakan sebaliknya pada saham energi yang diuntungkan oleh kenaikan harga minyak mentah. Harga minyak WTI kontrak bulan Juni melonjak $1,51 menjadi $109,77 per barel, membuat indeks Minyak Arca NYSE melonjak 3,1 persen ke level penutupan terbaiknya dalam hampir delapan tahun.