(Vibiznews-Forex) – Pair USDJPY perdagangan sesi Eropa hari Selasa (7/6/2022) sedang melaju kuat melanjutkan rally sebelumnya hingga menembus posisi resisten lemah hariannya. Yen Jepang semakin tertekan ke posisi terendah dalam 20 tahun terhadap dolar AS.
Yen terus melemah di tengah meningkatnya perbedaan kebijakan dan meningkatnya perbedaan suku bunga antara Jepang dan AS. Dimana Gubernur Haruhiko Kuroda mengatakan pada hari Senin bahwa Bank of Japan tidak akan goyah dalam pelonggaran moneter yang agresif untuk mendukung ekonomi dan memastikan pertumbuhan upah yang lebih kuat, memperkuat pandangan bahwa BOJ akan tetap menjadi outlier di antara bank sentral utama yang sedang bertransisi ke kebijakan moneter yang lebih ketat untuk mengendalikan inflasi yang melonjak.
BOJ mempertahankan suku bunga jangka pendek utamanya tidak berubah pada -0,1% sambil memandu imbal hasil JGB 10-tahun menjadi sekitar 0% pada bulan April lalu, dan mengatakan akan membeli JGB 10-tahun dalam jumlah tak terbatas untuk mempertahankan batas imbal hasil 0,25% implisit setiap hari pasar.
Ini sangat kontras dengan kebijakan moneter bank sentral AS, dengan benchmark imbal hasil 10-tahun AS menembus di atas 3% untuk pertama kalinya dalam sebulan karena investor bersiap untuk kenaikan suku bunga yang agresif menjelang pembacaan inflasi utama yang akan dirilis pada akhir minggu.
Indeks dolar yang menunjukkan kekuatan dolar AS terhadap banyak rival utamanya di pasar uang Eropa mencoba untuk naik untuk hari ketiga berturut-turut, karena lemahnya sentimen aset risiko yang khawatirkan data inflasi AS minggu ini.
Secara teknikal menurut analyst Vibiz Research Center pair USDJPY lanjut menguat, dan kini pair berada di posisi 132.65 yang sedang mendaki ke resisten lemahnya di 133.01 – 133.60. Namun jika kemudian terkoreksi, akan meluncur menuju pivot di 131.43 sebelum turun ke support kuat di 130.86 – 130.20.