(Vibiznews – Forex) Dolar AS bertahan kuat di dekat level tertinggi dua dekade terhadap mata uang utama lainnya pada hari Senin, menjelang serangkaian pertemuan bank sentral yang akan mencakup satu pertemuan oleh Federal Reserve AS yang kemungkinan akan memberikan kenaikan suku bunga yang besar dan kuat.
Perdagangan umumnya tenang, dengan pasar di London dan Tokyo ditutup untuk hari libur.
Namun, dolar mempertahankan nada tegas, mengingat ekspektasi bahwa Fed akan mempertahankan jalur kenaikan suku bunga agresif untuk menahan inflasi tinggi yang tidak nyaman.
Indeks dolar, yang mengukur mata uang terhadap enam mata uang lainnya, menguat 0,2% pada 109,97, kembali ke level tertinggi 20 tahun di 110,79 yang dicapai pada 7 September.
Sejak data pekan lalu menunjukkan perluasan harga konsumen AS yang mendasarinya naik, pasar telah mengantisipasi kemungkinan kenaikan suku bunga 100 bps ketika Fed mengakhiri pertemuan dua hari pada hari Rabu. Pasar sepenuhnya memperkirakan kenaikan suku bunga Fed 75 basis poin minggu ini dan peluang sekitar 20% untuk kenaikan 100 bps.
Minggu ini juga dipenuhi dengan hari libur yang dapat menipiskan likuiditas dan mengakibatkan pergerakan harga yang lebih tajam, dengan Jepang dan Inggris libur pada hari Senin, Australia pada hari Kamis, dan Jepang lagi pada hari Jumat.
Euro melemah 0,32% pada $0,9983, sterling tergelincir 0,27% menjadi $1,13783 dan mempertahankan posisi terendah 37 tahun pada Jumat, sementara dolar Australia turun lebih dari 0,5%.
Pasar terpecah pada apakah Bank of England akan menaikkan suku bunga sebesar 50 atau 75 basis poin pada hari Kamis. Pengetatan moneter dapat berbenturan dengan anggaran mini darurat menteri keuangan Inggris Kwasi Kwarteng yang baru, yang diharapkan pada hari Jumat dan kemungkinan akan memberikan rincian lebih lanjut tentang dukungan untuk membantu meringankan krisis biaya hidup negara itu.
Dolar Kanada terakhir berada di 1,3301 per dolar AS.
Dolar juga menguat 0,37% pada 143,44 yen, melayang di bawah level resistensi yang kuat di 145 yang telah diperkuat oleh pembicaraan keras pembuat kebijakan Jepang tentang intervensi mata uang.
BOJ secara luas diperkirakan akan tetap dengan stimulus besar-besaran pada pertemuannya pada hari Rabu dan Kamis, menjaga kebijakan ultra-longgarnya. Tetapi titik balik dalam kebijakan moneter Jepang mungkin datang lebih cepat dari yang diperkirakan, dengan bank sentral baru-baru ini menjatuhkan kata “sementara” untuk deskripsi inflasi yang meningkat.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan untuk perdagangan selanjutnya, dolar AS memperoleh dukungan sentimen kenaikan suku bunga agresif The Fed yang akan menguatkan dolar AS.