(Vibiznews – Forex) Poundsterling Inggris bertahan di atas level $1,23 pada hari Kamis, mendekati level terkuatnya sejak Juni 2022 setelah Bank of England menaikkan suku bunga sebesar 25bps menjadi 4,25%, seperti yang sebagian besar diperkirakan, dan membiarkan pintu terbuka untuk kenaikan suku bunga lebih lanjut jika inflasi bertahan.
Langkah tersebut mengangkat biaya pinjaman ke level tertinggi sejak 2008, karena bank sentral menggarisbawahi bahwa ia mengejar stabilitas harga atas volatilitas jangka pendek untuk bank-bank Inggris.
Keputusan tersebut diambil karena data baru menunjukkan bahwa inflasi di Inggris naik menjadi 10,4% pada bulan Februari, melampaui ekspektasi 9,9% untuk secara tak terduga berakselerasi dari 10,1% pada bulan sebelumnya.
Sementara itu, sterling juga didukung oleh tekanan pada greenback di tengah nada dovish dari Federal Reserve dalam pertemuan terbarunya.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan untuk perdagangan selanjutnya, mata uang Poundsterling akan mencermati data ekonomi Inggris seperti Retail Sales yang jika terealisir turun akan menekan Poundsterling. Juga akan mencermati pergerakan dolar AS. Poundsetrling diperkirakan bergerak dalam kisaran Resistance $1.2371-$1.2404. Namun jika turun, akan bergerak dalam kisaran Support $1.2285-$1.2220.



