(Vibiznews – Index) – Meski aksi ambil untung berlanjut pada perdagangan bursa saham Wall Street yang berakhir Jumat dinihari (21/7), indeks Dow Jones tetap melaju kuat.
Nasdaq dan S&P500 terkoreksi dari posisi tertinggi setahun lebih oleh tekanan jual saham teknologi paling besar.
Dow Jones naik 0,5% pada 35.225,18, Nasdaq anjlok 2,1 persen menjadi 14.063,31 dan S&P 500 turun 0,7% menjadi 4.354,87.
Pelemahan Nasdaq paling besar disebabkan anjloknya saham Netflix (-8,4%) dan Tesla (-9,7%) setelah laporkan hasil kuartalan Q2-2023 yang kurang solid.
Netflix melaporkan pendapatan yang lebih baik dari yang diharapkan tetapi pendapatan lebih lemah dari yang diharapkan. Tesla melaporkan pendapatan yang melebihi perkiraan tetapi penurunan signifikan dalam margin operasi.
Kekuatan Dow Jones disupport lonjakan saham Johnson & Johnson (6,1%) setelah perusahaan melaporkan pendapatan melebihi ekspektasi dan tinggikan proyeksi setahun.
Saham IBM Corp. juga melonjak 2,1% setelah raksasa teknologi itu melaporkan pendapatan yang mengalahkan ekspektasi.
Dari laporan ekonomi juga dipengaruhi oleh laporan klaim pengangguran AS secara tak terduga turun pada pekan yang berakhir 15 Juli, merosot ke 228.000 dari 237.000.
Secara sektoral banyak tertekan yang dipimpin oleh saham semikonduktor dengan Indeks Semikonduktor Philadelphia anjlok 3,6%.
Saham Taiwan Semiconductor anjlok 5,1% setelah pembuat chip itu melaporkan penurunan tajam dalam laba kuartal kedua.
Indeks juga tertekan oleh saham-saham emas hingga membuat NYSE Arca Gold Bugs Index anjlok 2,9%, dipicu oleh anjloknya harga emas.
Saham perumahan juga turun tajam menyusul data penjualan rumah yang mengecewakan, menyeret Philadelphia Housing Sector Index turun sebesar 2,4%.



