(Vibiznews – Commodity) Harga minyak turun pada akhir pekan hari Jumat, akibat keraguan pasar terhadap pengurangan produksi OPEC+ dan kenaikan harga minyak AS.
Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS turun $1,89, atau 2,49%, menjadi $74,07 per barel.
Secara mingguan Minyak WTI AS merosot hampir 2%.
Minyak mentah berjangka Brent untuk bulan Februari turun $2,02, atau 2,5%, menjadi $78,84 per barel pada hari pertama sebagai kontrak ICE Brent bulan depan.
Para produsen OPEC+ pada hari Kamis sepakat untuk menghapus sekitar 2,2 juta barel per hari (bpd) minyak dari pasar global pada kuartal pertama tahun depan, yang mencakup penghentian pemotongan sukarela sebesar 1,3 juta barel per hari yang dilakukan oleh Arab Saudi dan Rusia saat ini.
Sementara itu, jumlah kilang minyak AS bertambah 5 dari minggu ke minggu tetapi telah menurun sebanyak 122 menjadi 505 total dari tahun ke tahun, menurut data yang dirilis oleh Baker Hughes pada hari Jumat.
OPEC+, yang memproduksi lebih dari 40% minyak dunia, berfokus pada pengurangan produksi karena harga telah turun dari sekitar $98 pada akhir September di tengah kekhawatiran atas melemahnya pertumbuhan ekonomi pada tahun 2024.
Akan tetapi pasar ragu menerima berita tersebut, didorong oleh kekhawatiran mengenai kepatuhan mengingat sifat sukarela dari pengurangan tersebut, serta ekspektasi investor sebelumnya terhadap pengurangan yang lebih besar.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan untuk perdagangan selanjutnya, harga minyak dapat bergerak naik dengan sentimen positif pernyataan dovish ketua Fed yang melemahkan dolar AS, juga sentimen inflasi zona Euro yang menurun. Harga minyak diperkirakan bergerak dalam kisaran Resistance $75,91-$77,75. Namun jika turun, akan bergerak dalam kisaran Support $73,08-$72,09.