Minat Investor SBN Tinggi, Pemerintah Berencana Terbitkan Delapan SBN Ritel Pada 2024

371
DJPPR Turunkan Target Penerbitan SBN Kuartal II-2024 Lebih Rendah
Sumber: Kemenkeu
(Vibiznews – Bonds & Mutual Fund) – Mengacu pada banyaknya minat investor atas SBN Ritel maka pemerintah rencananya akan menerbitkan delapan Surat Berharga Negara (SBN) Ritel pada 2024.

Menurut Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan SBN tersebut akan mulai dirilis pada bulan ini atau Januari.

Ada berbagai jenis SBN ritel yang ditawarkan, yakni Obligasi Negara Ritel (ORI), Savings Bond Ritel (SBR), Sukuk Tabungan (ST), Sukuk Ritel (SR), dan CWLS Ritel.

Berikut jadwal SBN Ritel 2024, dengan tanggal tentatif atau masih bisa berubah, yang dikutip dari situs DJPPR Kemenkeu:

Jenis SBN Ritel Seri Tanggal Penawaran

Obligasi Negara Ritel       ORI025 29      Januari–22 Februari 2024
Sukuk Ritel                     SR020            4–27 Maret 2024
Sukuk Negara Tabungan  ST012            26 April–29 Mei 2024
Savings Bond Ritel          SBR013          10 Juni–4 Juli 2024
CWLS                            SWR005         26 April–17 Juli 2024
Sukuk Ritel                     SR021           23 Agustus–18 September 2024
Obligasi Negara Ritel       ORI026          30 September–24 Oktober 2024
Sukuk Negara Tabungan  ST013             8 November–4 Desember 2024

Berdasarkan informasi, dalam 10 tahun terakhir kepemilikan investor ritel dalam SBN meningkat.

Mengapa banyak investor tertarik untuk berinvestasi di SBN?

1. Semakin banyaknya jenis SBN yang ditawarkan
2. Imbal hasil yang relatif lebih tinggi dibandingkan deposito.
3. Pajak SBN yang lebih rendah dibandingkan deposito.
4. Makin terjangkaunya harga.
5. Semakin banyaknya mitra distribusi.
6. Kemudahan teknologi.

Dilansir dari Kementerian Keuangan, kepemilikan SBN oleh individu tercatat sebesar 2,51% pada 2014 atau awal masa pemerintahan Joko Widodo (Jokowi). Hal ini relatif terus mengalami kenaikan setiap tahunnya.

Pada akhir 2023 tercatat kepemilikan SBN oleh individu sebesar 7,71% atau naik sebesar 5,2 poin persentase dalam sembilan tahun terakhir.

Jika dilihat berdasarkan nominalnya, kepemilikan SBN oleh individu pada 2014 berada di angka Rp30,41 triliun menjadi Rp435,05 triliun. Hanya dalam kurun waktu sembilan tahun, kepemilikan individual tumbuh 1.330%.

Tidak sampai di situ, dilansir dari Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), jumlah investor SBN mengalami lonjakan yang signifikan pasca pandemi Covid-19.

Pada 2020, tercatat investor SBN berada di angka 460.372 dan terus mengalami kenaikan. Hal ini seiring dengan semakin maraknya penetrasi perihal investasi dari pemerintah terhadap masyarakat. Alhasil semakin banyak masyarakat yang mengetahui investasi di SBN.

Hingga November 2023, total investor SBN tercatat sebesar 992.787 atau naik 115% dalam kurun waktu kurang dari tiga tahun saja. Dari total investor SBN, sekitar 97,82% merupakan investor individu dan 2,18% sisanya merupakan investor institusi.

Sementara pada 2023, tercatat total penerbitan SBN ritel menembus Rp 147,4 triliun. Hal ini dinilai cukup menggembirakan di tengah kondisi pasar yang cukup volatil.

Capaian ini juga mencerminkan bahwa semakin baiknya tingkat literasi keuangan masyarakat sehingga dapat mendukung stabilitas pasar keuangan.

Lihat: Outlook Pasar SBN 2024

Analis Vibiz Reserach Center berpendapat tahun 2024 adalah tahun di mana investor SBN akan semakin meningkat jika dilihat dari data tingginya animo masyarakat akan SBN.

Dengan jadwal penerbitan SBN Ritel yang sudah disiapkan pemerintah membuat investor SBN siap menyerbu lelang yang dilakukan sesuai jadwal terkait.

Hal ini dibarengi dengan upaya pemerintah melakukan literasi keuangan terkait SBN tentunya berdampak pada investor untuk memasukkan SBN dalam portofolio investasinya.

Belinda Kosasih/ Partner of Banking Business Services/Vibiz Consulting