Survei Penjualan Eceran Januari 2024; Penjualan Eceran Diprakirakan Meningkat

242
Survei Penjualan Eceran Januari 2024; Penjualan Eceran Diprakirakan Meningkat
Sumber: Bank Indonesia

(Vibiznews – Economy & Business) – Kinerja penjualan eceran pada Januari 2024 diprakirakan meningkat. Hal tersebut tecermin dari Indeks Penjualan Riil (IPR) Januari 2024 yang secara tahunan tumbuh 3,7% (yoy) mencapai 216,0.

Peningkatan pertumbuhan penjualan terjadi pada mayoritas kelompok, terutama kelompok Barang Lainnya khususnya pada Subkelompok Sandang, Kelompok Perlengkapan Rumah Tangga Lainnya. Serta Kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau.

Secara bulanan, pertumbuhan penjualan eceran diprakirakan terkontraksi 1,0% (mtm). Hal ini sejalan dengan normalisasi permintaan masyarakat setelah periode Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Natal dan libur tahun baru serta faktor cuaca.

Penurunan terutama terjadi pada Kelompok Bahan Bakar Kendaraan Bermotor, diikuti Subkelompok Sandang, Kelompok Barang Budaya dan Rekreasi. Serta Kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau.

Pada Desember 2023, IPR tercatat secara tahunan tumbuh 0,2% (yoy) mencapai 218,1. Kinerja penjualan eceran tersebut ditopang oleh pertumbuhan penjualan pada Kelompok Bahan Bakar Kendaraan Bermotor, Perlengkapan Rumah Tangga Lainnya. Serta Kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau.

Secara bulanan, penjualan eceran tercatat tumbuh 4,9% (mtm), sejalan dengan peningkatan permintaan pada periode HBKN dan libur tahun baru. Serta strategi potongan harga dari pedagang eceran.

Peningkatan terjadi pada mayoritas kelompok, terutama Subkelompok Sandang, Kelompok Barang Budaya dan Rekreasi, serta Kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau.

Inflasi

Dari sisi harga, Indeks Ekspektasi Harga Umum (IEH) Maret 2024 tercatat sebesar 137,2. Angka ini meningkat dari 129,3 pada Februari 2024 didorong oleh ekspektasi kenaikan harga pada bulan Ramadan.

Sementara itu, IEH Juni 2024 tercatat sebesar 125,8. Angka ini lebih rendah dari indeks pada Mei 2024 yang sebesar 132,4 karena kelancaran distribusi dan ketersediaan pasokan. Yang dipandang mendukung pembentukan harga lebih rendah.

Prakiraan Penjualan Ke Depan

Responden memperkirakan penjualan pada Maret 2024 (3 bulan yad) meningkat. dan Juni 2024 (6 bulan yad) menurun. Indeks Ekspektasi Penjualan (IEP) Maret 2024 tercatat sebesar 132,3, lebih tinggi dibandingkan 115,1 pada periode sebelumnya. Hal ini didukung oleh peningkatan permintaan masyarakat pada bulan Ramadan.

Sumber: Bank Indonesia

Sementara itu IEP Juni 2024 tercatat sebesar 127,2, lebih rendah dari 132,7 pada periode sebelumnya. (Grafik 6).

Prakiraan Harga Ke Depan

Ekspektasi harga barang meningkat pada Maret 2024 dan menurun pada Juni 2024.

Dari sisi harga, tekanan inflasi pada Maret 2024 (3 bulan yad) diprakirakan meningkat. Dan Juni 2024 (6 bulan yad) diprakirakan menurun sejalan dengan IEP.

Indeks Ekspektasi Harga Umum (IEH) Maret 2024 tercatat sebesar 137,2, meningkat dari 129,3 pada Februari 2024. Hal ini didorong oleh ekspektasi kenaikan harga di bulan Ramadan.

Sementara itu IEH Juni 2024 tercatat 125,8 lebih rendah dari indeks Mei 2024 132,4. Hal ini karena kelancaran distribusi dan ketersediaan pasokan yang dipandang mendukung pembentukan harga lebih rendah.

Analis Vibiz Research Center melihat kinerja penjualan eceran diprakirakan tetap kuat walaupun mengalami sedikit penurunan di bulan Juni 2024. Hal ini tercermin dari Indeks Ekspektasi Penjualan (IEP) Maret dan Juni 2024.

Dari sisi harga, tekanan inflasi Maret dan Juni 2024 (3 dan 6 bulan yad) mengikuti prakiraan penjualan pada bulan Maret dan Juni 2024. Hal ini tecermin dari Indeks Ekspektasi Harga Umum (IEH) pada kedua bulan tersebut.

Menurut penulis, kenaikan penjualan dan inflasi pada bulan Maret 2024 karena adanya peningkatan permintaan masyarakat pada bulan Ramadan. Dan penurunan penjualan eceran maupun harga 6 bulan ke depan karena normalisasi permintaan masyarakat setelah Ramadan dan kelancaran distribusi.

Selain itu faktor kondisi keamanan setelah Pemilu di dalam negeri dan faktor perkembangan geopolitik bisa mempengaruhi prakiraan di atas.

Belinda Kosasih/ Partner of Banking Business Services/Vibiz Consulting