Surplus Neraca Perdagangan Maret 2024 Meningkat

198
Survei Penjualan Eceran April 2024: Penjualan Eceran Diprakirakan Tetap Tumbuh
Sumber: Bank Indonesia

(Vibiznews – Economy & Business) – Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), surplus neraca perdagangan Indonesia pada Maret 2024 meningkat menjadi 4,47 miliar dolar AS.

Surplus tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan surplus pada Februari 2024 sebesar 0,83 miliar dolar AS.

Bank Indonesia memandang perkembangan ini positif untuk menopang ketahanan eksternal perekonomian Indonesia lebih lanjut.
Ke depan, Bank Indonesia terus memperkuat sinergi kebijakan dengan Pemerintah dan otoritas lain. Hal ini guna terus meningkatkan ketahanan eksternal dan mendukung pertumbuhan ekonomi nasional yang berkelanjutan.

Surplus neraca perdagangan Maret 2024 yang lebih tinggi terutama bersumber dari surplus neraca perdagangan nonmigas yang meningkat signifikan. Neraca perdagangan nonmigas pada Maret 2024 mencatat surplus sebesar 6,51 miliar dolar AS. Angka ini lebih tinggi dibandingkan surplus pada bulan sebelumnya sebesar 2,60 miliar dolar AS.

Surplus neraca perdagangan nonmigas yang tinggi ini sejalan dengan ekspor nonmigas yang meningkat mencapai 21,15 miliar dolar AS.
Kinerja positif ekspor nonmigas tersebut didukung oleh ekspor komoditas berbasis sumber daya alam, seperti logam mulia dan perhiasan/permata.
Lalu besi dan baja, serta lemak dan minyak hewani/nabati maupun ekspor produk manufaktur seperti mesin dan perlengkapan elektrik serta berbagai produk kimia.

Berdasarkan negara tujuan, ekspor nonmigas ke Tiongkok, Amerika Serikat, dan India tetap menjadi kontributor utama ekspor Indonesia.

Ekspor nonmigas ke Tiongkok yaitu USD 4,75 miliar, disusul Amerika Serikat sebesar USD 2,19 miliar dan India USD 1,78 miliar. Dengan total kontribusi ketiganya mencapai 41,22 persen.

Sementara ekspor ke ASEAN dan Uni Eropa (27 negara) masing-masing sebesar USD 3,78 miliar dan USD 1,42 miliar.

Adapun defisit neraca perdagangan migas tercatat meningkat ke level 2,04 miliar dolar AS pada Maret 2024. Hal ini sejalan dengan peningkatan impor migas yang lebih tinggi dibandingkan dengan peningkatan ekspor migas.

Belinda Kosasih/ Partner of Banking Business Services/Vibiz Consulting