(Vibiznews – Forex & Kripto) – Pasar kripto menguat pada hari ini, Rabu (18/9/2024). Hal ini seiring dengan sikap wait and see investor perihal rilis hasil rapat bank sentral Amerika Serikat (AS) The Fed.
Mengacu pada CoinMarketCap pada Rabu (18/9/2024) pukul 07:11 WIB, pasar kripto mengalami penguatan. Bitcoin naik 3,19% ke US$60.158,67 dan secara mingguan berada di zona positif 4,49%.
Ethereum terapresiasi 1,61% dalam 24 jam terakhir sedangkan dalam sepekan melemah 2,09%.BNB menguat 2,31% secara harian dan dalam sepekan merangkak naik 5,56%.
Begitu pula dengan Toncoin yang berada dizona hijau 0,68% dalam 24 jam terakhir sementara dalam tujuh hari terakhir tersungkur 0,26%.
CoinDesk Market Index (CMI) yang merupakan indeks untuk mengukur kinerja tertimbang kapitalisasi pasar dari pasar aset digital naik 2,79% ke angka 2.190,37 Open interest terapresiasi 1,44% di angka US$55,63 miliar.
Sedangkan fear & greed index yang dilansir dari coinmarketcap.com menunjukkan angka 34 yang menunjukkan bahwa pasar berada di fase fear/ketakutan dengan kondisi ekonomi dan industri kripto saat ini.
Jika memperhatikan kondisi ekonomi global yang berada di ambang perubahan signifikan, pasar sedang bersiap menghadapi periode yang bisa sangat volatil. Transisi ini diperkirakan akan mempengaruhi cryptocurrency, mata uang fiat tradisional, dan aset-aset berisiko lainnya
Seiring dunia menantikan perubahan ini, para analis dan investor dengan cermat mengamati sikap historis Federal Reserve terhadap pemotongan suku bunga. Hal ini untuk mendapatkan gambaran tentang hasil yang mungkin terjadi.
Pelu diketahui, pemotongan suku bunga secara historis telah memainkan peran penting dalam membentuk dinamika pasar. Tanggal 18 September diperkirakan akan menjadi hari penting bagi para investor di berbagai kelas aset, termasuk emas, kripto, dan saham.
Analisis tentang besaran pemotongan suku bunga yang diusulkan oleh Fed, serta pernyataan yang menyertainya dari Ketua Powell, menjadi subjek pengawasan.
Sementara, para ahli strategi ekonomi juga sedang mempertimbangkan apakah alat moneter lainnya akan digunakan untuk meringankan kondisi keuangan. Atau jika pendekatan ketat terhadap neraca akan tetap dipertahankan.
Belinda Kosasih/ Partner of Banking Business Services/Vibiz Consulting