Wall Street Alami Aksi Ambil Untung Merespon Laporan Kuartalan Perusahaan Teknologi

220
wall street

(Vibiznews – Index) Perdagangan saham Wall Street alami  tekanan jual yang cukup besar pada perdagangan yang berakhir Rabu dinihari (16/10/2024) oleh aksi ambil untung investor pasca pencapaian rekor sebelumnya.

Semua indeks Wall Street berakhir di zona merah yang disebabkan laporan kuartalan perusahaan teknologi yang buruk hingga membebani sektor tersebut lebih besar.

Indeks Nasdaq yang sarat saham teknologi merosot 1% menjadi 18.315,59, Dow Jones turun  0,8% menjadi 42.740,42 dan S&P 500 turun  0,8% menjadi 5.815,26.

Laporan kuartalan salah satu perusahaan teknologi yaitu ASML Holdings mencatat laporan laba yang lemah, saham tersebut anjlok 16% lebih.

Dow Jones terpangkas dari posisi rekornya dibebani oleh penurunan tajam saham UnitedHealth yang  anjlok hingga 8,1%. Perusahaan ini melaporkan penurunan proyeksi pendapatan setahun sepenuhnya.

Saham raksasa keuangan Citigroup  juga menunjukkan pergerakan yang signifikan ke arah penurunan meskipun melaporkan hasil kuartal ketiga yang lebih baik dari yang diharapkan.

Dari laporan ekonomi AS, Fed New York melaporkan aktivitas manufaktur regional yang  kembali berkontraksi pada bulan Oktober, indeks  kondisi bisnis  anjlok ke 11,9 pada bulan Oktober dari angka positif 11,5 pada bulan September.

Dari laporan yang sama Fed mengatakan optimisme tentang prospek 6 bulan tumbuh kuat, dengan indeks untuk aktivitas bisnis masa depan melonjak sebesar 38,7 pada bulan Oktober dari 30,6 sebelumnya.

Secara sektoral, pelemahan dipimpin oleh saham semikonduktor yang menekan menyeret Philadelphia Semiconductor Index turun sebesar 5,3%. Salah satu sahamnya yaitu ASML Holdings

Penurunan tajam harga minyak mentah juga berkontribusi terhadap pelemahan saham energi, dengan Philadelphia Oil Service Index dan NYSE Arca Oil Index keduanya anjlok sebesar 3,8%.

Namun ada juga saham alami lonjakan hingga meroket 15,8% yaitu  Walgreens Boots Alliance setelah melaporkan hasil kuartal keempat fiskal yang melampaui estimasi dan mengumumkan rencana untuk menutup sekitar 1.200 toko selama 3 tahun ke depan.