AS Mempertahankan Momentum Pertumbuhannya dengan Tanda Peringatan Inflasi

101
wall street amerika

(Vibiznews – Economy & Business) Pasar telah mulai menyesuaikan harga terhadap prospek pemotongan suku bunga Federal Reserve tahun ini setelah adanya pernyataan dari Fed yang lebih hawkish

Perkembangan terbaru dalam perekonomian Amerika Serikat, dengan fokus pada 4 elemen utama:

  1. Momentum pertumbuhan ekonomi,
  2. Tekanan inflasi yang terus tinggi,
  3. Pasar Tenaga Kerja
  4. Reaksi pasar terhadap kebijakan suku bunga Federal Reserve (Fed).

Momentum Pertumbuhan Ekonomi AS yang Kuat

Perekonomian AS masih menunjukkan momentum yang kuat, yang tercermin dari data Indeks Manajer Pembelian (PMI) ISM yang positif. PMI manufaktur menunjukkan adanya peningkatan dalam output dan pesanan baru, yang menggambarkan ekspansi dalam sektor industri. Selain itu, PMI sektor jasa juga menunjukkan hasil yang lebih baik dari ekspektasi, dengan angka utama naik dari 52,1 menjadi 54,1, menunjukkan ekspansi yang berkelanjutan.

Aktivitas Bisnis yang Kuat:

  • Indeks aktivitas bisnis yang mencapai 58,2 menunjukkan adanya ekspansi yang signifikan dalam sektor jasa, jauh di atas level 50 yang menandakan titik impas antara ekspansi dan kontraksi. Ini mengindikasikan bahwa sektor jasa di AS, yang mencakup berbagai industri seperti perbankan, asuransi, kesehatan, dan teknologi informasi, masih tumbuh dengan sangat baik.
  • Pesanan baru yang menguat juga menunjukkan bahwa permintaan terhadap barang dan jasa masih stabil dan meningkat, memberikan sinyal bahwa konsumen dan bisnis masih percaya diri terhadap ekonomi meskipun ada tantangan inflasi.

Penurunan backlog pesanan (pesanan yang tertunda) yang signifikan bisa menjadi tanda bahwa ada masalah dalam menjaga laju produksi atau pengiriman barang, meskipun ini mungkin juga disebabkan oleh ketidaksesuaian dalam rantai pasokan global yang masih rentan.

Komponen ketenagakerjaan yang menunjukkan pertumbuhan yang moderat mengindikasikan bahwa meskipun ada ekspansi dalam aktivitas ekonomi, tingkat perekrutan tidak sekuat yang diharapkan. Hal ini bisa terkait dengan ketidakpastian global dan kebijakan domestik yang mendorong perusahaan untuk lebih berhati-hati dalam perekrutan.

  1. Inflasi yang Masih Menjadi Tantangan

Meskipun ekonomi tumbuh, inflasi tetap menjadi masalah utama. Komponen “prices paid” pada laporan ISM menunjukkan adanya lonjakan tajam, dengan angka mencapai 64,4, yang merupakan level tertinggi sejak Februari 2023. Ini mengindikasikan bahwa harga barang dan jasa terus meningkat, memberikan tekanan besar pada daya beli konsumen dan margin keuntungan perusahaan.

Pengaruh Tarif Terhadap Harga :

  • Kekhawatiran tentang tarif yang mungkin diberlakukan oleh pemerintah AS, khususnya terkait dengan hubungan perdagangan internasional, menjadi faktor pendorong utama di balik peningkatan harga. Beberapa perusahaan melaporkan bahwa mereka mulai melakukan diversifikasi rantai pasokan untuk mengantisipasi biaya lebih tinggi akibat tarif, serta melakukan penyesuaian harga untuk kontrak jangka panjang.
  • Diversifikasi rantai pasokan menjadi kunci bagi perusahaan untuk mengurangi ketergantungan pada pasar tertentu, terutama dari negara-negara yang dipengaruhi oleh kebijakan tarif AS yang lebih proteksionis. Hal ini berpotensi meningkatkan biaya produksi dalam jangka pendek, namun bisa membantu perusahaan bertahan dalam jangka panjang dengan menciptakan ketahanan terhadap perubahan kebijakan perdagangan.
  1. Pasar Tenaga Kerja AS: Penurunan Tingkat Pengunduran Diri dan Dampaknya

Data pasar tenaga kerja menunjukkan dinamika yang cukup kompleks:

  • Jumlah lowongan pekerjaan yang tinggi (8,098 juta pada November) menunjukkan bahwa pasar kerja AS tetap sehat, meskipun ada tanda-tanda penurunan dalam mobilitas tenaga kerja.
  • Tingkat pengunduran diri yang menurun (quits rate turun menjadi 1,9% dari 2,1%) menunjukkan bahwa meskipun ada lapangan pekerjaan yang terbuka, banyak pekerja yang tidak tertarik untuk berpindah pekerjaan. Hal ini dapat diartikan bahwa pekerjaan yang tersedia tidak terlalu menarik, baik dalam hal gaji maupun jenis pekerjaan yang ditawarkan. Pengunduran diri yang lebih sedikit berarti perusahaan tidak perlu memberikan kenaikan gaji yang besar untuk mempertahankan tenaga kerja mereka, yang pada gilirannya dapat meredakan tekanan inflasi di sektor tenaga kerja.

Namun, meskipun ada lebih banyak lapangan pekerjaan, banyak pekerjaan yang tercipta dalam sektor-sektor dengan upah rendah, seperti rekreasi, perhotelan, pendidikan swasta, dan layanan kesehatan. Ini menunjukkan adanya ketidakseimbangan dalam kualitas lapangan kerja yang tercipta, yang bisa menjadi tantangan bagi daya beli konsumen di masa depan, terutama dalam konteks inflasi yang tinggi.

  1. Reaksi Pasar dan Proyeksi Kebijakan Suku Bunga Federal Reserve

Dengan kombinasi dari pertumbuhan yang stabil namun moderat, inflasi yang masih tinggi, dan pasar tenaga kerja yang menunjukkan tanda-tanda mendingin, pasar keuangan telah mulai merevisi ekspektasi mereka terkait kebijakan moneter AS.

  • Suku bunga tetap tinggi, dan hanya sedikit pemotongan suku bunga yang diperkirakan untuk tahun ini, dengan konsensus pasar hanya memperkirakan pemotongan sekitar 35 basis poin, yang baru sepenuhnya diperkirakan pada bulan Juli. Hal ini mencerminkan pandangan bahwa Fed kemungkinan besar akan mempertahankan kebijakan suku bunga tinggi lebih lama untuk mengendalikan inflasi.
  • Risiko inflasi yang belum terkendali menjadi perhatian besar bagi Fed. Jika data pekerjaan yang dirilis pada hari Jumat menunjukkan angka yang lebih kuat dan angka CPI inti bulanan mencapai 0,3%, maka Fed mungkin akan semakin berhati-hati dalam melakukan pemotongan suku bunga, mengingat bahwa inflasi yang belum mereda dapat menekan daya beli masyarakat dan memperburuk kondisi ekonomi.

Secara keseluruhan, meskipun perekonomian AS menunjukkan pertumbuhan yang solid, tantangan inflasi dan ketegangan pasar tenaga kerja akan terus menjadi faktor yang membatasi kebijakan moneter yang lebih longgar dalam waktu dekat. Fed mungkin akan mempertahankan kebijakan suku bunga tinggi lebih lama dari yang diperkirakan sebelumnya untuk memastikan bahwa inflasi dapat terkendali tanpa merusak stabilitas ekonomi.

Di sisi lain, pasar tenaga kerja yang cenderung stagnan, dengan banyak pekerjaan yang tercipta di sektor-sektor dengan upah rendah, dapat memperlambat laju konsumsi domestik dan menambah ketidakpastian bagi konsumsi masa depan.

Diversifikasi dan adaptasi terhadap potensi kebijakan tarif yang baru adalah langkah penting bagi perusahaan yang ingin bertahan di pasar global yang semakin proteksionis.

Pemantauan terus menerus terhadap data ekonomi, khususnya terkait dengan inflasi dan pasar tenaga kerja, sangat penting dilakukan dalam menentukan strategi bisnis dan investasi.