(Vibiznews – Forex) Mata uang Poundsterling ditutup turun pada hari Selasa tertekan penguatan dolar AS.
Pasangan mata uang GBP/USD ditutup turun 0,45% pada 1.2443.
Poundsterling turun dari level tertinggi tiga minggu setelah komentar Presiden AS Donald Trump tentang penerapan tarif yang lebih besar menguatkan dolar AS dan menekan Poundsterling.
Pernyataan Trump tentang penargetan sektor-sektor seperti semikonduktor, farmasi, dan baja menimbulkan kekhawatiran atas ketegangan perdagangan, terutama dengan Kanada dan Meksiko, yang memicu penguatan dolar.
Sementara itu, pasar berfokus pada kebijakan bank sentral, dengan Federal Reserve diperkirakan akan mempertahankan suku bunga dan Bank Sentral Eropa kemungkinan akan memangkas sebesar 25 basis poin.
Di Inggris, Bank of England diperkirakan akan memangkas suku bunga pada bulan Februari meskipun data PMI lebih kuat dari yang diharapkan.
Dinihari nanti akan dirilis keputusan kebijakan suku bunga The Fed, yang secara luas diperkirakan tidak berubah.
Namun pasar akan mencermati pernyataan ketua Fed pada konferensi pers setelah keputusan suku bunga tersebut, apakah The Fed akan mensinyalkan penurunan suku bunga atau tidak pada pertemuan The Fed berikutnya.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan pada perdagangan selanjutnya, mata uang Poundsterling dapat bergerak lemah jika penguatan dolar AS terus berlanjut. Namun jika dinihari nanti pernyataan ketua Fed memberikan sinyal dovish untuk memperkuat penurunan suku bunga, akan dapat menekan dolar AS dan memberikan dukungan bagi Poundsterling. Pasangan mata uang GBP/USD diperkirakan bergerak dalam kisaran Support 1.2405-1.2368. Namun jika naik, akan bergerak dalam kisaran Resistance 1.2490-1.2538.