Ambisi Euro vs Dolar AS: Mampukah Euro Mendominasi Uang Global?

393

(Vibiznews – Forex) Pejabat Eropa semakin terbuka mengungkapkan keinginan mereka agar euro dapat memainkan peran yang lebih signifikan dalam sistem keuangan global. Dalam pernyataan terbaru yang cukup strategis, Presiden Bank Sentral Eropa (ECB), Christine Lagarde, menegaskan bahwa pergeseran geopolitik dunia membuka peluang emas bagi euro untuk memperluas pengaruh internasionalnya.

Namun, langkah ini bukan tanpa risiko maupun tantangan. Karena upaya mendorong euro untuk menyaingi dominasi dolar AS bukanlah tugas yang mudah. Ini adalah permainan jangka panjang yang sarat dengan dimensi ekonomi, geopolitik, hukum, dan keuangan.

Dolar AS: Pilar Utama Sistem Keuangan Global

Selama lebih dari tujuh dekade, dolar AS telah menjadi tulang punggung sistem moneter internasional. Mata uang ini menyumbang sekitar 59–60% dari total cadangan devisa global, digunakan secara luas dalam perdagangan komoditas strategis seperti minyak dan emas, serta menjadi mata uang patokan bagi banyak negara berkembang, termasuk Hong Kong dan Arab Saudi.

Dolar juga merupakan simbol kekuatan ekonomi dan militer AS. Instrumen seperti obligasi pemerintah AS (U.S. Treasuries) dianggap sebagai aset safe haven dengan likuiditas tinggi dan risiko minimal. Dolar tidak hanya dominan dalam cadangan devisa, tapi juga dalam transaksi lintas negara dan sistem pembayaran global.

Di sisi lain, euro sebagai mata uang tunggal Eropa hanya mencakup sekitar 20% dari cadangan devisa internasional, perbandingan yang jauh dibandingkan dolar. Meski demikian, euro adalah satu-satunya mata uang yang saat ini dianggap memiliki potensi realistis untuk menantang dominasi dolar.

Momentum Geopolitik dan Visi Lagarde

Dalam pidatonya di Hertie School, Berlin, Lagarde menyatakan bahwa dunia tengah mengalami pergeseran dari sistem berbasis kerja sama multilateral menuju dinamika zero-sum, di mana negara-negara semakin mengedepankan kepentingan nasional di atas segalanya. Menurutnya, tren ini menimbulkan ketidakpastian terhadap sistem yang selama ini bertumpu pada kekuatan dolar AS.

“There is even uncertainty about the cornerstone of the system: the dominant role of the U.S. dollar,” ujar Lagarde.

Ia menilai bahwa kondisi tersebut memberi peluang strategis bagi euro untuk memperluas pengaruhnya secara internasional.

Namun, ia juga menekankan bahwa peningkatan peran euro tidak akan datang dengan sendirinya. Euro perlu “menghasilkan” kepercayaan dan pengaruh tersebut melalui kebijakan yang tepat dan terkoordinasi.

Langkah Strategis: Pilar Tiga Kekuatan Euro

Lagarde menyampaikan tiga langkah utama yang harus ditempuh oleh Eropa untuk memperkuat posisi euro di panggung global:

  1. Membangun Fondasi Geopolitik yang Kredibel
    Eropa harus mempertahankan komitmen terhadap perdagangan terbuka dan memperkuat sistem keamanan yang memungkinkan kawasan tersebut berdiri mandiri secara strategis. Integrasi dalam kebijakan luar negeri dan pertahanan akan meningkatkan persepsi stabilitas terhadap euro.
  2. Memperkuat Fondasi Ekonomi dan Pasar Keuangan
    Salah satu tantangan terbesar euro adalah ketidakmerataan kedalaman pasar modal antar negara di Uni Eropa. Dengan memperluas dan memperdalam pasar modal seperti menyatukan aturan pasar keuangan dan mendorong penerbitan obligasi pan-Eropa, maka kawasan euro bisa menjadi destinasi utama bagi modal global.
  3. Menegakkan Fondasi Hukum dan Integrasi Politik
    Kepercayaan terhadap mata uang sangat bergantung pada kekuatan hukum dan stabilitas politik di belakangnya. Eropa perlu menampilkan citra yang bersatu dan memperkuat supremasi hukum, agar euro dipandang sebagai mata uang yang dapat bertahan menghadapi tekanan eksternal.

Tantangan Struktural Euro

Meski peluang terbuka, sejumlah tantangan struktural membayangi ambisi ini.

  • Ketiadaan Otoritas Fiskal Terpadu
    Uni Eropa tidak memiliki satu otoritas fiskal seperti Departemen Keuangan AS. Negara-negara anggota memiliki kebijakan anggaran masing-masing yang sering kali kontradiktif. Hal ini menimbulkan keraguan terhadap kemampuan zona euro merespons krisis dengan cepat dan kompak.
  • Minimnya Aset Safe Haven Berbasis Euro
    Tidak adanya instrumen seperti U.S. Treasuries yang dijamin oleh seluruh Uni Eropa membuat investor global cenderung menghindari euro dalam kondisi krisis. Inisiatif seperti penerbitan obligasi hijau Eropa (EU Green Bonds) memang menjanjikan, namun masih belum bisa menandingi daya tarik Treasuries dalam skala global.
  • Politik dan Ketegangan Internal
    Ketidakharmonisan dalam kebijakan domestik dan perbedaan visi antaranggota UE memperburuk sentimen terhadap euro. Ketidakstabilan politik di negara seperti Italia, atau kebijakan fiskal agresif dari negara tertentu, kerap menimbulkan tekanan terhadap nilai euro secara keseluruhan.

Namun, di balik tantangan tersebut, Eropa memiliki kekuatan fundamental yang signifikan. Uni Eropa merupakan salah satu kekuatan ekonomi terbesar di dunia, dengan neraca transaksi berjalan yang positif, surplus perdagangan, dan sektor manufaktur serta teknologi yang kompetitif.

Dampak Terhadap Pasar Global dan Investasi

Jika ambisi Eropa ini berhasil, maka lanskap pasar global bisa mengalami pergeseran besar:

  • Diversifikasi Cadangan Global
    Negara-negara berkembang bisa mulai mengalihkan sebagian cadangan devisanya dari dolar ke euro, mengurangi ketergantungan terhadap sistem keuangan AS.
  • Perubahan Aliran Modal Global
    Permintaan terhadap aset berbasis euro seperti obligasi Jerman dan Prancis dapat meningkat, menurunkan imbal hasil dan memperkuat nilai tukar euro.
  • Volatilitas dalam Pasar Komoditas
    Mengingat sebagian besar komoditas saat ini dihargai dalam dolar, setiap pelemahan terhadap dominasi dolar akan menciptakan ketidakpastian harga komoditas global.

Bagi investor global, strategi diversifikasi portofolio lintas mata uang menjadi semakin relevan, dan mereka perlu memperhatikan kebijakan Eropa secara lebih cermat.

Euro sebagai Alternatif Strategis

Meskipun jalan menuju dominasi global masih panjang dan penuh rintangan, euro berpotensi menjadi alternatif strategis terhadap dolar AS. Dalam dunia yang semakin kompleks dan terkait satu sama lain, keberadaan lebih dari satu mata uang global bukan hanya realistis, tetapi juga dibutuhkan untuk menciptakan sistem keuangan internasional yang lebih seimbang dan adil.

Ambisi Lagarde tidak hanya menyangkut isu moneter, tetapi juga mencerminkan hasrat Eropa untuk memainkan peran yang lebih besar dalam dunia yang sedang mengalami pergeseran kekuatan global.