(Vibiznews – Index) – Bursa saham Jepang alami kerugian setelah sempat indeks capai rekor terbaru pada perdagangan hari Jumat (19/9/2025) merespon pengumuman kebijakan moneter BoJ.
Rekor tertinggi Nikkei terpangkas setelah Bank of Japan (BoJ) memutuskan tidak mengubah suku bunga acuannya sesuai perkiraan pasar.
Lihat:Bank Sentral Jepang Tidak Ubah Suku Bunga, Tapi Akan Jual Reksadananya
Namun BoJ memperkirakan pertumbuhan ekonomi Jepang akan melambat sekalipun kini telah pulih secara moderat. Dikarenakan perdagangan dan kebijakan lainnya menyebabkan perlambatan ekonomi luar negeri dan penurunan laba perusahaan domestik.
Dari laporan ekonomi, data yang menunjukkan inflasi inti Jepang bulan Agustus naik 2,7%, melambat untuk bulan ketiga ke level terendah sejak November 2024.
Indeks harian Nikkei melemah 0,57% dan ditutup pada level 45.046, demikian indeks Topix melemah 0,35% menjadi 3.148.
Sementara itu untuk indeks Nikkei berjangka kontrak bulan Desember 2025 anjlok 1,08% pada posisi 44730.
Saham-saham yang mengalami penurunan signifikan dan bebani Nikkei seperti Nintendo (-2,4%), Fast Retailing (-4,5%), dan Hitachi (-2,4%).
Secara mingguan pergerakan indeks mixed, dengan Nikkei melanjutkan penguatan dengan naik 0,62%. Sedangkan Topix terkoreksi dengan melemah 0,41%.



