(Vibiznews-Forex) – Poundsterling dalam pair GBPUSD yang dibuka lebih rendah dari sesi sebelumnya pada perdagangan forex sesi Asia hari Selasa (1/12/2025), berusaha keluar dari supportnya.
Poundsterling terpuruk di bawah beban masalah politik Inggris, dimana Kanselir Keuangan Rachel Reeves kembali mendapat kecaman terkait kondisi anggaran pemerintah Inggris. Kanselir Reeves dituduh telah salah mengartikan kondisi keuangan Inggris yang sebenarnya.
Kanselir Reeves terus mengadvokasi kenaikan yang tak terelakkan dalam pajak anggaran, meskipun Kantor Pertanggungjawaban Anggaran (OBR) baru-baru ini mencatat bahwa pemerintah saat ini menghadapi surplus yang tak terduga.
Pemerintahan Perdana Menteri Kier Starmer yang goyah di Parlemen Inggris terus menghadapi tantangan politik di semua lini, dengan angka jajak pendapat yang terus menurun dan dukungan dari dalam partai Buruh Starmer sendiri yang semakin menipis.
Dari sisi dolar AS, terkoreksi dari pemulihan awal sesi oleh pembaruan spekulasi penurunan suku bunga dari Federal Reserve AS (The Fed).
Secara teknikal, pair berusaha naik menembus posisi resisten dan analyst Vibiz Research Center memperkirakan pair akan menembus posisi resisten kuatnya.
Kini pair berada di posisi 1.3213 yang sedang terkoreksi menuju 1.3230 dan jika berhasil tembus pivot berpotensi lanjut menuju posisi tertinggi hari Senin di 1.3274. Setelah itu mendaki ke posisi resisten lemahnya di R2.
Namun jika tidak mampu tembus 1.3230 akan berbalik arah dan tertekan menuju 1.3201, jika tembus lanjut mendaki ke support kuatnya.
| R3 | R2 | R1 | Pivot | S1 | S2 | S3 |
| 1,3325 | 1,3300 | 1,3256 | 1.3230 | 1.3186 | 1.3160 | 1.3116 |



