Sepanjang tahun 2014, PT Adaro Energy Tbk (ADRO) membukukan penurunan laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar 23,85% menjadi USD178,16 juta atau setara Rp2,23 triliun (kurs Rp12.500/USD) dibanding tahun sebelumnya sebesar USD233,96 juta. Sementara laba tahun berjalan berkurang 20,89% menjadi USD183,54 juta atau setara Rp2,29 triliun dibanding tahun sebelumnya sebesar USD232 juta.
Penurunan kinerja laba tersebut akibat meningkatnya sejumlah beban pokok dan turunnya harga jual batu bara di tengah kenaikan tipis pada pendapatan usaha perusahaan. Tercatat, pendapatan Adaro tumbuh sekitar 1,22% menjadi USD3,32 miliar atau setara Rp41,5 triliun dibanding tahun sebelumnya senilai USD3,28 miliar. Sementara harga jual rata-rata batu bara perusahaan turun 5% dibanding tahun sebelumnya meski berhasil membukukan peningkatan penjualan didukung bertambahnya permintaan batu bara. Volume penjualan meningkat 7% menjadi 57 juta ton, baik dari Envirocoal melalu PT Adaro Indonesia (AI) dan Balangan Coal melalui PT Semesta Centramas (SCM).
Regi Fachriansyah/VMN/VBN/ Analyst-Vibiz Research Center
Editor: Jul Allen