Ditengah fenomena pelemahan rupiah terhadap dollar AS beberapa hari ini terpantau emiten sektor properti bergerak dalam tekanan di tengah kondisi bursa yang mulai mengalami koreksi. Indeks properti masih mengalami tekanan cukup signifikan dengan persentase pelemahan tertinggi sebesar 7.4% sepanjang perdagangan 2 minggu terakhir ini.
Sektor properti melemah bersamaan dengan sektor konstruksi hal tersebut dikarenakan komponen produk properti 30 sampai 40 persennya adalah impor. Karena pelemahan rupiah, maka harga menjadi naik terlebih juga saat ini suku bunga perbankan masih tinggi,. Adapun pelaku bisnis sektor properti di lapangan merasa bisnisnya sangat lambat. Misalkan untuk keramik, sebagai bagian dari produk turunan properti.
Regi Fachriansyah/VMN/VBN/ Analyst-Vibiz Research Center
Editor: Jul Allens