(Business Lounge – Dominate The Market)

Saya ingat, dulu tanda tagar (#) hanya dipakai pada buku partitur, untuk menandakan bahwa nada harus naik setengah. Setelah itu, entah untuk apa lagi. Tapi kali ini, Anda melihat tanda tagar, atau yang familiar disebut hashtag ada dimana-mana, berkat sosial media. Marketing, dengan sekejap berubah dengan dinamis. Dimulai dari foto-foto selfie oleh artis, tradisi memotret makanan, dan seterusnya, impact dari sosial media dianggap sanggup membantu meningkatkan sales. Sekarang, hanya dengan modal smartphone, semua entrepreneur langsung memiliki mini-billboard mereka sendiri. Hanya dengan modal kecil, Anda sudah dapat memasarkan produk Anda ke seantero jagad internet dan saya percaya, 8 dari 10 pembaca artikel saya ini pasti memiliki account instagram (I have mine, by the way), namun dari riset ini, Anda akan belajar bahwa:

Read more

Michael Judah Sumbayak adalah pengajar di Vibiz LearningCenter (VbLC) untuk entrepreneurship dan branding. Seorang penggemar jas dan kopi hitam. Follow instagram nya di @michaeljudahsumbek

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here